YakusaBlog- Hampir semua
orang yang pernah dan sedang aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengenal
sosok langka ini, paling tidak sekedar dengan membaca karya-karyanya. Agussalim
Sitompul adalah dokumentator, bahkan lebih dari itu sejarawan HMI.
Kepribadiannya sangat egaliter dan bersahaja. Dia nyaris selalu ada di
kegiatan-kegiatan penting HMI dan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam
(KAHMI).
Bukan hanya
sekedar dokumentator HMI dan KAHMI, ia juga aktif dalam berbagai perkaderan HMI.
Atas rasa cintanya kepada HMI dan kader-kader HMI, ia banyak melontarkan kritik
terhadap adik-adiknya yang masih aktif di HMI. Ia memaparkan kondisi dengan
begitu detailnya. Hal itu ia lakukan, bukan melemahkan semangat HMI, justru
sebaliknya, yaitu agar semangat dalam ber-HMI.
Agussalim
Sitompul lahir di Tapanuli Utara, 12 Desember 1944. Saat menjadi pelajar, ia
aktik di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Pelajar Islam Indonesia (PII). Dia
masuk HMI, Basic training di
Komisariat Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN) pada tahun
1964. Kemudian, intermediate training dijalaninya di Badan Koordinasi
(Badko) Jawa Tengah di Semarang tahun 1965. Ia mengikuti Senior Course di Magelang tahun 1967. Menjadi peserta Kongres VIII
HMI di Solo tahun 1966. Peserta Kongres IX HMI di Malang tahun 1969. Dan sejak
Kongres X di Palembang pada 1971, dia selalu menjadi Peninjau Tetap.
Keaktifannya
di HMI menonjol saat ia di lingkup Komisariat, Koordinator Komisariat (Korkom),
dan Cabang HMI. Setelah usai di HMI dan menjadi Alumni HMI, ia tidak
meninggalkan HMI. Ia pun aktif di KAHMI, suatu wadah atau tempat alumni-alumni
HMI. Lewat bukunya yang berjudul KAHMI
Memadukan Langkah Menuju Persatuan Membangun Indonesia Baru (2003), ia
berperan islahnya KAHMI saat dualisme kepengurusan.
Dalam dunia
akademis ia pun sangat dikenal. Ia seorang dosen yang tertib dan disiplin di
Fakultas Ushuludin, UIN Sunan Kalijaga. Beberapa mahasiswanya sering berkisah,
bahwa dia menolak mahasiswa yang datang terlambat. Berbagai karir birokrasi
kampus pernah diembannya. Dan pada akhirnya Agussalim Sitompul menjadi Guru
Besar UIN Sunan Kalijaga.
Agussalim
Sitompul wafat pada usia 68 tahun, dan dimakamkan di makam UIN Sunan Kalijaga
di Kadisoka, Depok, Sleman, Yogyakarta. Dengan semangat, loyalitas, perjuangan
dan kecintaannya kepada HM, Agussalim Sitompul sering disebut-sebut sebagai
Bapak HMI. Sebutan sebagai “Bapak HMI” tidak berlebihan kiranya. Semuanya telah
menjadi saksi, tokoh-tokoh HMI tingkat nasional dan daerah. Semasa hidupnya dia
ikhlas berjuang, dan terus berkarya dalam lingkungan dan semangat HMI bagi
kemajuan umat dan bangsa.
Selamat
Milad Bapak HMI, semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah Swt. Dan semoga
kader-kader HMI sekarang dapat meneruskan semangat perjuanganmu di HMI untuk
umat dan bangsa.[]
Baca juga: Nurcholish Madjid; Sang Pembaharu Indonesia
Sumber
bacaan: M. Alfan Alfian, dkk (peny), Mereka
Yang Mencipta Dan Mengabdi, PT. Penjuru Ilmu Sejati, Bekasi, 2016.
Ket. gbr: Agussalim Sitompul
Sumber gbr: http://medikom-unindra.blogspot.nl/
No comments:
Post a Comment