YakusaBlog- Menjelang abad ke IV SM telah berkembang kumpulan fakta yang sangat luas
mengenai bentuk geometri, tetapi sebagian besar fakta-fakta ini tidak
berhubungan. Terdapat banyak dalil tentang segitiga dan lingkaran. Beberapa tentang
bentuk dan luas yang sama, tetapi tidak ada aturan yang teratur.
Seorang ahli matematika Yunani yang berpengetahuan luas, bernama Euclid,
yang mengajar pada museum Alexandria, di Mesir, kira-kira 300 tahun sebelum
masehi, adalah orang pertama yang menerapkan pengembangan yang logis terhadap
pengetahuan matematika pada zamannya. Dia menyajikan perkembangan ini dalam bukunya,
Unsur-Unsur Geometri.
Euclid menyadari bahwa tidak mungkin bagi kita membuktikan setiap hal yang
kita katakan dan bahwa kita harus menganggap hal-hal tertentu sebagai apa
adanya. Dia berasumsi bahwa setiap orang mengetahui dan menggunakan kata-kata
seperti di antara, di atas, titik, dan
garis.
Oleh karena itu, tidak perlu mendefinisikan kata-kata itu. Dia memakai
istilah yang tidak diberi batasan ini untuk memberikan definisi terhadap
berbagai bentuk. Jadi, ia mendefinisikan sebuah lingkatan sebagai “sebuah garis
lengkung tertutup yang setiap titik-titik pada garis sama jaraknya terhadap
sebuah titik tetap yang disebut pusat lingkaran itu”. Sekali lagi, Euclid
melihat bahwa orang tidak dapat membuktikan pernyataan tertentu tentang
hubungan bentuk geometris. Sebuah contoh ialah “hanya sebuah garis lurus saja
yang dapat ditarik di antara 2 buah
titik”. Euclid menyebut pernyataan seperti itu suatu dugaan umum. Sekarang kita
menyebutnya postulat.
Baca juga: Apakah yang Dimaksud Dengan Kalkulus?
Euclid menggunakan istilah-istilah yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, dan postulat-postulat untuk membuktikan dalil-dalil tentang bentuk geometris. Sebuah dalil adalah sebuah
pernyataan yang memberikan fakta-fakta tertentu tentang sebuah bentuk dan
menyimpulkan dari fakta-fakta ini bahwa sebuah adalah “jika 2 buah sisi dari
suatu segitiga sama panjang maka sudut yang berhadapan dengan kedua sisi ini
adalah sama besar.
Dalil itu memberikan fakta bahwa; (1) Ada sebuah segitiga dan bahwa (2) dua
sisinya sama panjang. Kemudian dalil tersebut menarik kesimpulan bahwa 2 dari
sudut segitiga itu sama. Sekali sebuah dalil telah dibuktikan, maka dalil
tersebut dapat dipergunakan untuk membuktikan dalil yang lain.
Euclid menyusun suatu rangkaian dalil yang logis dan memperkenalkan aturan
yang dulu kacau, berdasarkan fakta yang tidak berhubungan. Di samping menekuni
banyak pengetahuan tentang bentuk geometris, dia juga memperkenalkan suatu
metode perlakuan yang menjadi model untuk pengembangan cabang-cabang lain ilmu
matematika dan ilmu pengetahuan murni. Metode ini, sampai saat ini tetap
berlaku seperti biasanya.[]
Sumber
tulisan: Howard F. Fehr, Ilmu Pengetahuan
Populer (edisi Indonesia), PT Widyadara, Jakarta, 1986, hal: 88.
Sumber gbr: https://www.deviantart.com/
No comments:
Post a Comment