Krisis Ideologi Seorang Kader HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday, 1 November 2017

Krisis Ideologi Seorang Kader HMI


YakusaBlog- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan Organisasi kemahasiswaan yang senantiasa setia untuk ummat dan bangsa, dalam garis perjuangan dan keintelektualannya membawa tiga grand issue, yakni ke-Mahasiswaan, ke-Islaman, dan ke-Indonesiaan, kehadapan peradaban Indonesia sampai saat ini.

Kesetiaan yang dimiliki HMI dari sejak awal berdirinya sampai dengan saat ini sangat jauh berbanding lurus dari kesetiaan yang dicita-citakan dan diperjuangkan para pendiri dan tokoh-tokoh HMI terdahulu. Lantas siapa yang salah? Tentu kadernya.

Kader HMI saat ini telah berubah menjadi trouble maker, hanya sedikit kader yang mampu menjadi problem solver, bahagian dari manakah Anda? “Tepuk dada tanya selera.”

Kesetiaan HMI dan kadernya tersebut haruslah sama antara das sollen (apa yang diharapkan) dan das sein (apa yang terjadi), HMI dan kadernya harus mampu menunjukkan kesetiaan tersebut dengan senantiasa memelihara identitas ke HMI-annya yang menjadi tonggak berdirinya independensi etis dan organisatoris kader-kader HMI se-nusantara.

Lantas apa sebenarnya Identitas dari HMI itu?

Kader-kader HMI telah bersepakat untuk berhimpun, menjalankan roda organisasi serta menertibkan segala administrasi keorganisasian dengan identitas Islam sebagai Ideologi penuh HMI dan kader-kadernya. Kesepakatan yang telah lama bernaung itu tidak ada yang mempertentangkannya sampai sekarang dikarenakan Islam memang tak bisa dipisahkan dari HMI dan kader-kadernya, karena itulah identitas HMI dan kader-kadernya. Sebab HMI dapat besar karena Islam, keuniversalan Islamlah yang mampu memadukan semangat Kemahasiswaan, ke-Islaman, dan keindonesiaan. Yang lebih utama lagi, Islamlah yang menjadi rumah bagi HMI dan kader-kadernya untuk menghimpunkan diri, belajar dan bertukar pikiran bahkan menggerakkan aksi kemanfaatan untuk bangsa dan ummat.

Ideologi memang senantiasa berkaitan dengan identitas, tanpa ideologi identitas takkan terwujud, sebaliknya tanpa adanya identitas maka ideologi takkan terpelihara dengan baik, maka semestinya kedua hal ini haruslah seimbang, sejalan dan selaras agar organisasi tak terjatuh kedalam zona degradasi.

HMI berideologikan Islam, bukanlah implikasi dari dinamika kebangsaan melainkan merupakan pilihan dasar. Islam yang senantiasa memberikan energi perubahan mengharuskan para penganutnya untuk melakukan inovasi, internalisasi, eksternalisasi maupun obyektifikasi. Dan yang paling penting fundamental peningkatan gradasi umat diukur dari kualitas keimanan yang datang dari kesadaran paling dalam, bukan dari pengaruh eksternal.

Mari kita simak dan resapi ayat  Al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 69 : “Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat (progresif)”.

Dengan penjelasan ayat diatas, maka sudah sepantasnya kita tetap meneguhkan semangat kita dalam konteks mempertahankan identitas dan ideologi ke HMI-an kita. Ideologi dalam ber-HMI tersebut dilegitimasi secara massif dan tegas didalam Anggaran Dasar HMI pasal 3.

Lantas apa sebab Kesetiaan itu mengikis dalam tubuh kader-kader HMI saat ini?
Kader-kader HMI masa kini telah terdoktrin oleh ajaran-ajaran yang melenceng dari identitas aslinya, apakah itu Marxisme, Komunisme, Liberalisme, dan lain sebagainya yang sangat berbeda dari warna-warni ke Islaman.

Inilah keistimewaan HMI dan Kader-kadernya tidak pernah menyempitkan pemikirannya dan senantiasa memandang Islam Universal dari segala kajian bidang ilmu maka dari itu tidak ada batasan kepada HMI dan kader-kadernya untuk mempelajari bahkan mendalami segala macam ilmu-ilmu yang ada bahkan aliran-aliran apapun itu. Namun yang menjadi kesalahan disini menurut analisis penulis, HMI dan kader-kadernya tak mampu memberikan filterisasi terhadap apa yang dipelajarinya, dibacanya dan dilihatnya. HMI dan kader-kadernya secara tidak langsung terwarnai oleh ideologi-ideologi dunia yang saling bertabrakan secara langsung terhadap idelogi HMI. Inilah yang menyebabkan penyakit dan krisis keintelektualan terhadap HMI dan kader-kadernya, akhirnya HMI dan kader-kader nya tidak “bertaring” dan lemah iman bahkan yang lebih parahnya kader-kader HMI telah mengeksekusi identitas HMI nya sendiri.

HMI dan kader-kadernya lebih antusias dan paham terhadap ideologi diluar HMI bahkan berani menerapkannya dalam gerak langkahnya dalam ber-HMI dari pada harus bersentuhan langsung dengan Identitasnya sendiri, dengan Ideologinya sendiri yakni Islam.[]

Penulis: Muhammad Najib
Kader HMI Cabang Medan

ket. gbr: Net/Ilustrasi

Baca juga:

Kirim tulisan teman-teman ke Yakusa Blog. email: yakusablog@gmail.com

No comments:

Post a Comment