YakusaBlog- Penampilannya kalem dan tidak “meledak-ledak”. Dia sangat enak diajak
bicara. Tak menjaga jarak, tetapi tetap profesional. Demikianlah Husni Kamil
Manik, ketika menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan (KPU). Dia meninggal,
ketika masih menjabat Ketua KPU pada usia 4o tahun.
Mantan aktivis HMI Padang, Sumatera Barat ini, lahir di Medan, Sumatera
Utara, pada 18 Juni 1975 dan meninggal di Jakarta, 7 Juli 2016. Menjabat Ketua
KPU RI sejak 12 April 2012 hingga ia wafat. Sebelum menjadi Ketua KPU RI, dia
merupakan komisioner KPU Provinsi Sumatera Barat sejak 2008.
Husni menempuh pendidikan dari SD hingga MTsN di Kabupaten Karo, Sumatera
Utara. Setelah dari MTsN, ia bersekolah ke MAN I Medan, kemudian melanjutkan
kuliah ke Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, pada tahun 1994. Ia aktif
di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dan dalam Nahdlatul Ulama (NU) dan menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan
Wilayah NU Sumatera Barat Periode 2010-2015.
Semasa hidupnya, dia selalu aktif hadir dalam acara-acara KAHMI. Termasuk,
ketika acara-acara buka puasa bersama yang diselenggarakan di kediaman senior
HMI/KAHMI. Pada bulan Ramadhan
sebelum wafatnya, persis sebulan sebelum ia meninggal, yakni 7 Juni 2016, dia
masih sempat berbincang-bincang dengan alumni-alumni HMI yang lain, di kediaman
Akbar Tandjung hingga larut malam. Dia masih muda, kalem, tetapi energik dan
mudah diajak diskusi. Karenanya, semuanya sontak kaget mendengar kabar bahwa
pada 7 Juli 2016, menghembuskan nafas terakhirnya.
Apabila ditilik dari aktivitasnya dalam ber-HMI, dia khatam ber-HMI. Dia merintis karir di organisasi HMI sejak di
Komisariat hingga Pengurus Besar HMI (PB HMI). Posisi terakhirnya di organisasi
kemahasiswaan terbesar di Indonesia ini (HMI) adalah sebagai Ketua Bidang Hukum
dan HAM, PB HMI periode 2002-2003.
Husni Kamil Manik adalah alumni HMI yang ditempah di HMI, berdedikasi
tinggi kepada bangsa dan negara, apalagi dalam posisi Ketua KPU yang sudah
menghasilkan Pemilihan Umum (Pemilu) berjalan baik dengan inovasi yang
dilakukan untuk memperkuat kualitas demokrasi di Indonesia. Atas kepergiaannya
menghadap Tuhannya, kita sangat kehilangannya di dunia ini. Demikian beberapa
ucap alumni HMI, seperti Akbar Tandjung.
Baca juga: HMI-KAHMI Berbahagia, HMI-KAHMI Berduka
Husni adalah sosok yang aktif sejak masih di kampus. Ia aktif di Sumatera
Barat, aktif di HMI, dan KAHMI. Dia adalah orang yang selalu menjaga
silaturahmi, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan organisasi.
Semasa menjadi Ketua KPU, ia sangat menjaga sistem demokrasi di Indonesia. Ia
pernah menekankan bahwa agar kualitas berdemokrasi di Indonesia harus
ditingkatkan. Indikatornya adalah apabila kita dapat melaksanakan Pemilu dengan
sebaik-baiknya. Hal demikian ia sebutkan ketika sebuah seminar yang digelar
oleh Majelis Nasional KAHM (MN KAHMI).
Dia sangat dekat dan selalu menjaga hubungan baik dengan siapa pun, akan
tetapi tetap profesional. Dan profesionalitas itu teruji ketika menjabat Ketua
KPU. Pernah ditanyakan kepadanya soal apakah dia akan mempertimbangkan “Faktor HMI Connection?” Dia menjawab, “HMI connection?” ini judul baru nih. Di
HMI juga, kami tidak ada kesepakatan mau mengunggulkan ini, tidak juga. Sekarang
ini yang bekas anggota HMI tiga komisioner yang di dalam, tapi tidak ada
kesepakatan (didukung alumni HMI). Mungkin kalau ada kesepakatan bukan saya.” Dia
ingin objektif dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Ada pun kisah dia menjadi Ketua KPU, dia sendiri pun tak menyangka. Berbekal
menjadi dua periode menjadi penyelenggara pemilu di Provinsi Sumatera Barat,
Husni melaju menjadi komisioner KPU, lantas terpilih menjadi Ketua KPU dalam
pemungutan suara yang digelar tujuh komisioner.
Tentang jabatan sebagai Ketua KPU, dia memandangnya bawah jabatan itu
adalah ujian. Sebagaimana orang yang ujian, dia ingin lulus dengan prestasi
yang bagus. Tentu prestasi yang ingin dicapainya adalah penyelenggaraan Pemilu
dan Pilpres 2014 berlangsung sukses.
Menggelar Pemilu dan Pilpres di negara yang berpenduduk terbesar ketiga di
dunia, tentu bukan perkara ringan. Kalau tak objektif dan profesional, maka
tentu dia akan menjadi sorotan banyak pihak. Husni, bukan tipe orang yang suka
mempermainkan jabatan. Ia seorang laki-laki yang tawadhu dan rajin puasa Senin-Kamis, tak mau tergoda menempuah “jalan
singkat” untuk memuaskan kepentingan pribadinya. Dia adalah tokoh pengawal
demokrasi yang bersahaja.[]
Sumber bacaan: M. Alfan Alfian, dkk (peny), Mereka Yang
Mencipta Dan Mengabdi, PT. Penjuru Ilmu Sejati, Bekasi, 2016, hal: 205-210.
Ket.gbr: Husni Kamil Manik
Sumber gbr: http://www.mediapribumi.com/
No comments:
Post a Comment