YakusaBlog- Dalam Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam (AD HMI) menyebutkan bahwa struktur organisasi kepemimpinan di HMI yaitu adalah Pengurus Besar HMI (PB HMI), Pengurus HMI Cabang, dan Pengurus HMI Komisariat. Kemudian, untuk membantu kinerja PB HMI dengan HMI Cabang maka dibentuklah Badan Koordinasi (Badko). Dan dibentuk juga Koordinator Komisariat (Korkom) untuk membantu HMI Cabang berhubungan dengan HMI Komisariat. (Lihat AD HMI pasal 13).
Selanjutnya,
di dalam Anggaran Rumah Tangga HMI (ART HMI) pasal 37-39 menjelaskan lebih
lanjut tentang HMI Komisariat dan tugas dan wewenang HMI Komisariat. Menurut
saya, tugas dan wewenang HMI Komisariat yang disebutkan dalam pasal tersebut
terlalu normatif, intern dan hanya bersifat yuridis atau vertikal. Tidak
dijelaskan, apa tugas atau peran HMI Komisariat dalam garis horizontal juga
ekstrn. Maksudnya, dalam pasal tersebut hanya mengatur terkait administratif.
Lantas apa
yang menjadi tugas sentral HMI Komisariat sehingga dapat meningkatkan kualitas
dan kuantitas HMI? Dalam ruang pembicaraan kader-kader HMI dan Eks kader HMI,
baik dalam ruang formal maupun informal, sering disebutkan bahwa fungsi HMI
Komisariat itu adalah fokus pada rekrutmen dan pembinaan. Sedangkan HMI Cabang
adalah fokus pada perkaderan, dan PB HMI fokus pada kebijakan politik. Tidak
menutup kemungkinan juga, PB HMI dapat melakukan kerja-kerja HMI Cabang, dan
HMI Cabang dapat melakukan kerja-kerja HMI Komisariat. Akan tetapi, sudah
menjadi suatu konvensi di dalam HMI sendiri bahwa, apa yang kita sebutkan
pertama tadi, telah mejadi tugasnya masing-masing. Dan fokus pembicaraan kita
lewat tulisan sederhana ini adalah tugas dan fungsi HMI Komisariat, yaitu
rekrutmen dan pembinaan, karena kedua-duanya masuk dalam konteks sistem perkaderan
HMI.
Nah, setiap kader
HMI yang masih berproses di tingkat HMI Komisariat, baik sebagai pengurus atau
juga belum, diharuskan memahami dan melaksanakan dua tugas yang kita sebutkan
tadi. Jaya dan merosotnya HMI, baik secara kualitas maupun kuantitas, kunci
utamanya ada pada tingkat HMI Komisariat. Perlu diingat, apabila kuantitas
kader HMI di Komisariat bertambah, maka HMI dalam skala besar mempunya Sumber
Daya Manusia (SDM) karena kader-kader tersebut sebagai cadangan untuk
regenerasi. Dan apabila kualitas kader-kader di tingkat HMI Komisariat
berkembang baik, maka sangat menguntungkan bagi HMI. Kemudian apabila menurun
dalam hal kedua-duanya (kuntitas dan kualitas), maka akan terlihat bagamana kondisi
buruk HMI itu sendiri. Baik kondisi di tingkat PB HMI, Badko-Badko HMI,
Cabang-Cabang HMI dan Komisariat-Komisariat HMI. Untuk itu, kita tekankan
kembali, kunci utamanya adalah di tingkat HMI Komisariat. Maka, setiap kader
dan eks kader harus selalu merawat dan menjaga HMI Komisariat.
Rekrutmen dan Pembinaan
Selanjutnya,
rekrutmen dan pembinaan seperti apa yang dimaksudkan oleh HMI itu sendiri?
Tentunya, rekrutmen dan pembinaan yang dimaksudkan itu adalah mewujudkan
calon-calon kader HMI yang ideal dan kader-kader HMI yang berkualitas.
HMI sebagai
organisasi kader (pasal 8 AD HMI) aspek kualitas kader menjadi titik fokus
perhatian dalam proses rekrutmen, pembinaan dan perkaderan HMI. Hal ini
bertujuan supaya terbentuknya out put
kader yang berkualitas sebagaimana disebutkan dalam tujuan HMI (pasal 4 AD
HMI). Maka dari itu, faktor kualitas input
calon kader menjadi faktor penentu yang sangat penting sekali untuk
diperhatikan.
Di dalam Pedoman Perkaderan HMI menyebutkan bahwa,
pola rekrutmen harus lebih mengutamakan tersedianya input calon kader yang berkualitas. Maka untuk itu, rekrutmen kader
yang banyak diamanahkan kepada HMI Komisariat, harus berusaha aktif untuk
merekrut calon kader yang berkualitas tanpa menyampingkan kuantitas dengan cara
yang baik dan terencana.
Rekrutmen
kader yang lebih mengutamakan pada calon kader yang berkualitas dengan cara
yang baik dan terencana maksudnya adalah harus ada kriteria rekrutmen. Dalam Pedoman Perkaderan HMI merumuskan dua
kriteria ketika melakukan rekrutmen, yaitu harus memperhatikan kriteria
sumber-sumber kader dan kriteria kualitas calon kader. (Lebih lanjut lihat Hasil-Hasil
Kongres HMI XVIII, hal: 361)
Selanjutnya,
selain memperhatikan kriteria-kriteria dalam rekrutmen calon kader, harus juga
memperhatikan metode dan pendekatan rekrutmen. Karena hal tersebut merupakan
cara atau pola yang ditempuh untuk melakukan pendekatan kepada calon-calon
kader agar mereka mengenal dan tertarik masuk HMI. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka pendekatan rekrutmen dilakukan dalam dua tempat, yaitu
pendekatan di tingkat pra Perguruan Tinggi (SMA/sederajat) dan di tingkat
Perguruan Tinggi. (Lebih lanjut lihat juga Hasil-Hasil Kongres HMI XVIII, hal:
361-362)
Sedangkan
tugas tingkat HMI Komisariat yang kedua, pembinaan, dapat diwujudkan lewat
pembentukan karakter seorang kader. Pembinaan yang dilakukan harus menghasilkan
kader-kader HMI yang berkualitas. Secara praktiknya, dapat dibentuk lewat
aktivitas-aktivitas Komisariat yang terintegrasi, terencana, dan sistematis. Dalam
kesehari-harian HMI, dikenal dua jenis aktivitas kader HMI, yaitu aktivitas
formal HMI (training formal) dan aktivitas non-formal (training non-formal). Dalam aktivitas-aktivitas yang kita sebutkan tersebut,
bagian daripada pembinaan kader HMI untuk mewujudkan profil kader-kader HMI
yang berkualitas dalam rangka mencapai tujuan HMI.
Pembinaan
ini dapat dilakukan dengan kerja sama yang baik di setiap tingkatan HMI, mulai
dari tingkat Komisariat HMI sampai tingkat PB HMI. Misalnya hubungan kerja sama
dalam malaksanakan pelatihan-pelatihan di HMI, baik formal maupun informal.
Selain itu, untuk melaksanakan pembinaan agar mewujudkan profil kader yang
berkualitas, setiap tingkatan HMI harus dapat menciptakan budaya-budaya
intelektual dan religius di setiap lingkungan kader HMI.
Dengan langkah-langkah demikian tentunya HMI akan mempunyai kader-kader yang berkualitas. Perlu diingat bahwa, baiknya kualitas seorang kader HMI, penempahan awalnya ada di tingkat Komisariat. Apabila seorang kader HMI mendapatkan proses dan dinamika organisasi yang baik di Komisariat, maka ke tingkat HMI selanjutnya ia akan mencerminkan kebaikan-kebaikan tersebut. Untuk itu, HMI tingkat Komisariat harus terus menjaga dan merealisasikan tugas rekrutmen calon-calon kader yang berkualitas dan tugas pembinaan anggota atau kader-kader HMI.[]
Dengan langkah-langkah demikian tentunya HMI akan mempunyai kader-kader yang berkualitas. Perlu diingat bahwa, baiknya kualitas seorang kader HMI, penempahan awalnya ada di tingkat Komisariat. Apabila seorang kader HMI mendapatkan proses dan dinamika organisasi yang baik di Komisariat, maka ke tingkat HMI selanjutnya ia akan mencerminkan kebaikan-kebaikan tersebut. Untuk itu, HMI tingkat Komisariat harus terus menjaga dan merealisasikan tugas rekrutmen calon-calon kader yang berkualitas dan tugas pembinaan anggota atau kader-kader HMI.[]
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan
ket.gbr: net/ilustrasi
Baca juga: 5 Konsep Pemahaman Dasar Ber-HMI
Kader HMI Harus Taat Pada Konstitusi HMI
Tafsir Mukaddimah HMI
Menjaga Kader HMI Dari Paham Sesat
No comments:
Post a Comment