Tugas Komisariat Dalam Konteks Sistem Perkaderan HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday, 21 October 2017

Tugas Komisariat Dalam Konteks Sistem Perkaderan HMI


YakusaBlog- Dalam Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam (AD HMI) menyebutkan bahwa struktur organisasi kepemimpinan di HMI yaitu adalah Pengurus Besar HMI (PB HMI), Pengurus HMI Cabang, dan Pengurus HMI Komisariat. Kemudian, untuk membantu kinerja PB HMI dengan HMI Cabang maka dibentuklah Badan Koordinasi (Badko). Dan dibentuk juga Koordinator Komisariat (Korkom) untuk membantu HMI Cabang berhubungan dengan HMI Komisariat. (Lihat AD HMI pasal 13).

Selanjutnya, di dalam Anggaran Rumah Tangga HMI (ART HMI) pasal 37-39 menjelaskan lebih lanjut tentang HMI Komisariat dan tugas dan wewenang HMI Komisariat. Menurut saya, tugas dan wewenang HMI Komisariat yang disebutkan dalam pasal tersebut terlalu normatif, intern dan hanya bersifat yuridis atau vertikal. Tidak dijelaskan, apa tugas atau peran HMI Komisariat dalam garis horizontal juga ekstrn. Maksudnya, dalam pasal tersebut hanya mengatur terkait administratif.

Lantas apa yang menjadi tugas sentral HMI Komisariat sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas HMI? Dalam ruang pembicaraan kader-kader HMI dan Eks kader HMI, baik dalam ruang formal maupun informal, sering disebutkan bahwa fungsi HMI Komisariat itu adalah fokus pada rekrutmen dan pembinaan. Sedangkan HMI Cabang adalah fokus pada perkaderan, dan PB HMI fokus pada kebijakan politik. Tidak menutup kemungkinan juga, PB HMI dapat melakukan kerja-kerja HMI Cabang, dan HMI Cabang dapat melakukan kerja-kerja HMI Komisariat. Akan tetapi, sudah menjadi suatu konvensi di dalam HMI sendiri bahwa, apa yang kita sebutkan pertama tadi, telah mejadi tugasnya masing-masing. Dan fokus pembicaraan kita lewat tulisan sederhana ini adalah tugas dan fungsi HMI Komisariat, yaitu rekrutmen dan pembinaan, karena kedua-duanya masuk dalam konteks sistem perkaderan HMI.

Nah, setiap kader HMI yang masih berproses di tingkat HMI Komisariat, baik sebagai pengurus atau juga belum, diharuskan memahami dan melaksanakan dua tugas yang kita sebutkan tadi. Jaya dan merosotnya HMI, baik secara kualitas maupun kuantitas, kunci utamanya ada pada tingkat HMI Komisariat. Perlu diingat, apabila kuantitas kader HMI di Komisariat bertambah, maka HMI dalam skala besar mempunya Sumber Daya Manusia (SDM) karena kader-kader tersebut sebagai cadangan untuk regenerasi. Dan apabila kualitas kader-kader di tingkat HMI Komisariat berkembang baik, maka sangat menguntungkan bagi HMI. Kemudian apabila menurun dalam hal kedua-duanya (kuntitas dan kualitas), maka akan terlihat bagamana kondisi buruk HMI itu sendiri. Baik kondisi di tingkat PB HMI, Badko-Badko HMI, Cabang-Cabang HMI dan Komisariat-Komisariat HMI. Untuk itu, kita tekankan kembali, kunci utamanya adalah di tingkat HMI Komisariat. Maka, setiap kader dan eks kader harus selalu merawat dan menjaga HMI Komisariat.

Rekrutmen dan Pembinaan

Selanjutnya, rekrutmen dan pembinaan seperti apa yang dimaksudkan oleh HMI itu sendiri? Tentunya, rekrutmen dan pembinaan yang dimaksudkan itu adalah mewujudkan calon-calon kader HMI yang ideal dan kader-kader HMI yang berkualitas.

HMI sebagai organisasi kader (pasal 8 AD HMI) aspek kualitas kader menjadi titik fokus perhatian dalam proses rekrutmen, pembinaan dan perkaderan HMI. Hal ini bertujuan supaya terbentuknya out put kader yang berkualitas sebagaimana disebutkan dalam tujuan HMI (pasal 4 AD HMI). Maka dari itu, faktor kualitas input calon kader menjadi faktor penentu yang sangat penting sekali untuk diperhatikan.

Di dalam Pedoman Perkaderan HMI menyebutkan bahwa, pola rekrutmen harus lebih mengutamakan tersedianya input calon kader yang berkualitas. Maka untuk itu, rekrutmen kader yang banyak diamanahkan kepada HMI Komisariat, harus berusaha aktif untuk merekrut calon kader yang berkualitas tanpa menyampingkan kuantitas dengan cara yang baik dan terencana.

Rekrutmen kader yang lebih mengutamakan pada calon kader yang berkualitas dengan cara yang baik dan terencana maksudnya adalah harus ada kriteria rekrutmen. Dalam Pedoman Perkaderan HMI merumuskan dua kriteria ketika melakukan rekrutmen, yaitu harus memperhatikan kriteria sumber-sumber kader dan kriteria kualitas calon kader. (Lebih lanjut lihat Hasil-Hasil Kongres HMI XVIII, hal: 361)

Selanjutnya, selain memperhatikan kriteria-kriteria dalam rekrutmen calon kader, harus juga memperhatikan metode dan pendekatan rekrutmen. Karena hal tersebut merupakan cara atau pola yang ditempuh untuk melakukan pendekatan kepada calon-calon kader agar mereka mengenal dan tertarik masuk HMI. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pendekatan rekrutmen dilakukan dalam dua tempat, yaitu pendekatan di tingkat pra Perguruan Tinggi (SMA/sederajat) dan di tingkat Perguruan Tinggi. (Lebih lanjut lihat juga Hasil-Hasil Kongres HMI XVIII, hal: 361-362)

Sedangkan tugas tingkat HMI Komisariat yang kedua, pembinaan, dapat diwujudkan lewat pembentukan karakter seorang kader. Pembinaan yang dilakukan harus menghasilkan kader-kader HMI yang berkualitas. Secara praktiknya, dapat dibentuk lewat aktivitas-aktivitas Komisariat yang terintegrasi, terencana, dan sistematis. Dalam kesehari-harian HMI, dikenal dua jenis aktivitas kader HMI, yaitu aktivitas formal HMI (training formal) dan aktivitas non-formal (training non-formal). Dalam aktivitas-aktivitas yang kita sebutkan tersebut, bagian daripada pembinaan kader HMI untuk mewujudkan profil kader-kader HMI yang berkualitas dalam rangka mencapai tujuan HMI.

Pembinaan ini dapat dilakukan dengan kerja sama yang baik di setiap tingkatan HMI, mulai dari tingkat Komisariat HMI sampai tingkat PB HMI. Misalnya hubungan kerja sama dalam malaksanakan pelatihan-pelatihan di HMI, baik formal maupun informal. Selain itu, untuk melaksanakan pembinaan agar mewujudkan profil kader yang berkualitas, setiap tingkatan HMI harus dapat menciptakan budaya-budaya intelektual dan religius di setiap lingkungan kader HMI.

Dengan langkah-langkah demikian tentunya HMI akan mempunyai kader-kader yang berkualitas. Perlu diingat bahwa, baiknya kualitas seorang kader HMI, penempahan awalnya ada di tingkat Komisariat. Apabila seorang kader HMI mendapatkan proses dan dinamika organisasi yang baik di Komisariat, maka ke tingkat HMI selanjutnya ia akan mencerminkan kebaikan-kebaikan tersebut. Untuk itu, HMI tingkat Komisariat harus terus menjaga dan merealisasikan tugas rekrutmen calon-calon kader yang berkualitas dan tugas pembinaan anggota atau kader-kader HMI.[]


Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan

ket.gbr: net/ilustrasi

Baca juga: 5 Konsep Pemahaman Dasar Ber-HMI
                  Kader HMI Harus Taat Pada Konstitusi HMI
                  Tafsir Mukaddimah HMI
                  Menjaga Kader HMI Dari Paham Sesat

No comments:

Post a Comment