YakusaBlog- Ketika kader-kader Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) sekarang membuat suatu kegiatan-kegiatan HMI, baik itu promosi
organisasi, seminar dan kegiatan formal HMI, sering sekali kita menemukan
poster-poster HMI, spanduk, brosur dan sejenisnya, memampangkan foto tokoh-tokoh
Indonesia (multi nasional atau regional) yang pernah berkiprah di HMI. Hal itu
tentunya suatu kebanggaan bagi kita, karena tokoh-tokoh tersebut lahir lahir
dari HMI.
Tidak hanya dalam spanduk dan alat-alat
praga lainnya. Dalam pembicaraan kader-kader pun tokoh-tokoh sentral, baik yang
masih hidup atau sudah wafat, sering dibicarakan. Seperti, Nurcholish Madjis,
Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Anas Urbaningrum, Mahfud MD, dan yang tersohor
sekarang, Anies Baswedan. Tida jarang, kader-kader pun menjadikan itu motivasi
dan ingin seperti mereka. Sah-sah saja menurut saya, selagi tujuan untuk
kebaikan lakukan saja.
Akan tetapi, hari ini jarang
kader-kader HMI membicarakan atau mengenal salah satu tokoh hukum di Indonesia
ini yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Agung tahun 2001-2008, yaitu adalah
Prof. Bagir Manan. Jarang sekali kader-kader kita menyebutkan namanya. Kalau pun
ada kader yang menyebutkan tentunya itu sebagai referensi ketika saat membahas
tentang hukum ketatanegaraan. Dan mungkin hanya sebagian kecil yang
mengetahuinya bahwa ia pernah berkiprah di HMI.
Bagir Manan, aktif di HMI ketika saat
kuliah di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung. Ia menyelesaikan
kuliah S1 di FH Undpad Bandung pada tahun 1967. Jika kita lihat ke dalam waktu
ia bermahasiswa, (misalnya normalnya 4 tahun seperti sekarang) berarti ia
berproses di HMI sekitar tahun 1960. Di mana pada masa ini, HMI masih dalam
fase pembinaan-pengembangan organisasi (1953-1964), pada fase tantangan pertama
(1964-1965) dan fase kebangkitan HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor
kebangkitan angkatan ’66 (1966-1968).
Kiprahnya secara tertulis di HMI memang
sangat jarang kita temukan. Bahkan, dalam buku-buku sejarah yang membahas
terkait alumni Hmi yang ditulis Agussalim Sitompul dan atau penulis-penulis
lainnya, jarang sekali kita menemukan nama Bagir Manan. Padahal jika kita
bandingkan dengan alumni yang lain, Bagir Manan tidak kalah dengan sekalibernya
Nurcholish Madjid, Akbar Tandjung, Mahfud MD, Jusuf Kalla, Anies Baswedan dan
alumni-alumni yang lainnya.
Sebagai seorang (eks) kader HMI, yang
bercirikan kualitas intelektual, Bagir Manan memulai karirnya di dunia
akademis. Pada usia 23 tahun ia menjadi asisten dosen, pada saat itu ia masih
kuliah. Setelah ia tamat kuliah, ia terus menjadi dosen. Dalam kesibukanny
sebagai dosen, Bagir Manan juga terjun dalam dunia politik kemudian duduk di
kursi legislatif, sebagai anggota DPRD Kota Bandung pada periode 1968-1971.
Dalam dunia politik, Bagir Manan hanya
berproses selama satu periode. Ia diminta menjadi Staf Ahli Menteri Kehakiman
Republik Indonesia pada tahun 1974. Kariernya terus naik, Ia dipercaya menjadi
Direktur Hukum dan Perundang-Undangan Departemen Kehakiman tahun 1990-1995. Kemudian
naik menjadi Dirjen di bidang yang sama pada tahun 1995-1998. Dan selanjutnya
menjadi Ketua Mahkamah Agung tahun 2001-2008. Setelah itu menjadi Ketua Dewan
Pers Indonesia dari tahun 2010-2016 (dua periode).
Sembari mengabdi pada negara, Bagir Manan
tetap menyelesaikan S2, Master of
Comparative Law (MCL) di Texas tahun 1981 dan menyelesaikan S3 Hukum di
kampus dimana ia berproses menyelesaikan sarjana hukumnya, pada tahun 1990.
Selain dipercaya di dunia legislatif, eksekutif
dan yudikatif, dalam dunia akademis pun ia sangat di percayai. Hal itu
dibuktikan, dengan dijadikannya Bagir Manan sebagai asisten dosen, kemudian
dosen tetap, menjadi Dekan Fakultas Hukum UNISBA (1977-1979), Pembantu Rektor
UNISBA (1984-1986), kemudian pernah menjadi Rektor UNISBA tahun 2000, sebelum
diangkat menjadi Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia. Kini ia juga menjadi
Guru Besar Fakultas Hukum UNPAD Bandung.
Dalam dunia karya tulis-menulis. buah
jari-jemarinya telah banyak mengasilkan tulisan. Buku-buku yang ia tulis
menjadi rujukan bagi orang-orang yang aktiv dalam dunia hukum di Indonesia. Bukunya
yang telah diterbitkan, seperti Konvensi
Ketatanegaraan (1986). Peranan Peraturan Perundang-Undangan Dalam Pembinaan
Hukum Nasional (1988). Lembaga Kepresidenan (1999) dan buku-buku yang
lainnya. Selain buku, ia juga menulis dalam bentuk makalah ilmiah yang banyak
dipublikasikan di majalah Padjajaran
(UNPAD) dan majalah Mimbar (UNISBA). Selain
juga menulis dan aktif diberbagai penelitian tentang peraturan
perundang-undangan, ia juga sering diundang dalam berbagai seminar, pertemuan
ilmiah, dan loka karya.
Dengan pengabdian yang ia tunjukkan
lewat pengabdian berkarier dan berkarya, dapat kita tarik suatu pelajaran yang
menjadi motivasi dan menjadi inspirator bagi kita sebagai kader HMI, bahwa Bagir
Manan membuktikan semuanya berawal dari ber-HMI. Maka dari itulah, HMI patut
bangga mempunyai seorang alumni HMI seprti Prof. Bagir Manan.[]
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan
No comments:
Post a Comment