Mari Budayakan Rasa Malu - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Friday, 1 September 2017

Mari Budayakan Rasa Malu


YakusaBlog- Di tengah-tengah majunya era modernisasi saat ini, budaya atau pola laku pemuda Muslim kita sangat berbagai macam. Pengaruh-pengaruh dari budaya luar lebih mendominasi. Pemuda Muslim kita terasa kehilangan arah, sehingga banyak yang mengkonsumsi secara buta apa yang datang dari luar. Tidak lagi memilah-milah. Sesuatu yang lebih populer dan banyak pengikutnya itulah yang diikuti. Padahal, apa yang diikuti itu belum tentu sesuai dengan ajaran Islam, agama yang dipeluknya.

Pemuda Muslim kita di Indonesia ini sudah mulai latah dan sombong. Angkuh dan congkak, bangga dengan kesalahan yang diperbuatnya. Tidak dapat mengontrol hawa nafsunya. Di zaman canggihnya tekhnologi informasi saat ini, pemuda Muslim kita di Indonesia mayoritas terpengaruh oleh unsur-unsur negatifnya. Rasa malu berbuat kemaksiatan tidak ada lagi. Hari ini terlihat terang-terangan bagaimana pemuda-pemuda kita, baik laki-laki maupun perempuan dengan bangganya menunjukkan budaya-budaya Barat. Sudah mulai hilang rasa malunya.

Baginda Rasulullah Saw. pernah mengatakan bahwa rasa malu itu adalah bagian daripada iman. Dalam hadistnya, Rasulullah Saw. mengatakan: “Iman itu memiliki enam puluh cabang lebih dan malu itu adalah bagian dari iman.” (HR. Bukhari). Pada suatu hari, Nabi Muhammad Saw. berjalan melewati seorang laki-laki dari kalangan Anshar dan ia menasehati saudaranya mengenai malu. Maka Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Biarkanlah dia, karena sesungguhnya malu itu bagian dari iman.” (HR. Bukhari).

Lantas, malu seperti apakah yang dimaksud? Rasa malu yang dimaksud dalam tingkah laku umat Islam pada umumnya, dan pemuda Muslim khususnya, adalah malu akan berbuat kejahatan. Sehingga dengan rasa malu itu, dia tidak akan mengerjakan perbuatan maksiat. Dengan tidak mengerjakan maksiat tersebut, maka rasa iman ada dalam dirinya. Karena dengan iman kepada Allah Swt. maka ia akan terjaga dari perbuatan yang tidak baik.

Kalau kita tarik dalam kehidupan budaya pemuda kita saat ini, mayoritas mereka malu untuk berbuat kebaikan. Ia malu melangkahkan kakinya ke masjid untuk shalat berjama’ah. Ia malu pergi menghadiri majelis-majelis ilmu. Ia malu banyak bergaul dengan orang miskin. Tapi pemuda Muslim di Indonesia ini, bangga dengan pergi ke Bar, bangga memakai Narkoba, bangga menampakkan auratnya, bangga berteman dengan orang-orang zolim, bangga dengan sifat hidup yang hedon dan bangga berbuat maksiat lainnya. Rasa malu pemuda kita terbalik. Seharusnya malu melakukan yang jahat, ini malah malu melakukan perbuatan yang baik dan bangga dengan mengerjakan perbuatan maksiat.

Rasa malu yang mengandung keimanan itu apabila ia malu, kemudian ia tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama Islam, dan kemudian menjalankan perintah-Nya. Malu yang mengandung keimanan itu mendatangkan kebaikan. Dalam hadist, Rasulullah Saw. mengatakan: “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu, melainkan kebaikan.” (HR. Bukhari). Maksudnya, dengan rasa malu itu tidak mendatangkan kerugian bagi kita, melainkan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup.

Saya jadi teringat apa yang dikatakan oleh guru-guru saya dahulu di sekolah. Sampai-sampai ditulis dengan hiasan kemudian ditempelkan di dinding-dinding kelas. Kata-kata indah itu adalah: “Budayakan Rasa Malu.” Ternyata kata-kata itu dikutip dari perkataan seorang yang mulia, yaitu Rasulullah Saw. untuk itu, kata-kata itu sangat dalam makna filosofinya dan sangat baik untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita.


Jadi, siapa pun kita, baik laki-laki maupun perempuan, mari budayakan rasa malu. Malu berbuat yang tidak baik dan kemudian tidak melakukan maksiat. Mari bangga dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan (fastabiqul khairat), yang kebenarannya sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah Saw.[]

Penulis: Ibnu Arsib
Mahasiswa Fakultas Hukum UISU dan Kader HMI Cabang Medan.
____________________________________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlogAlamat email:yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).

Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog)

No comments:

Post a Comment