YakusaBlog- Akhir-akhir ini, bahkan tahun ke tahun, di musim masuknya mahasiswa baru, banyak
sekali isu-isu yang muncul untuk menyudutkan organisasi mahasiswa tertua di
Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tuduhan-tuduhan tidak baik, yang
menyerang HMI ini tidaklah baru untuk dirasakannya. Semenjak berdirinya, hingga
sekarang, tuduhan yang tidak tepat sudah sering HMI hadapi. Tujuan mereka yang
menuduh HMI dengan berbagai macam isu, bertujuan supaya HMI tidak diminati oleh
mahasiswa Muslim. Mereka ingin menghancurkan HMI. Menurut saya, itu hanya
mimpi. Pekerjaan sia-sia saja. Toh, ternyata sampai hari ini, tidak ada yang
bisa. Dan HMI masih menjadi organisasi pilihan mahasiswa Islam di Indonesia
secara mayoritas. Kader-kader HMI percaya dengan ridho Allah semuanya akan
berkah.
Di suasana kampus, ada beberapa pertanyaan titipan dan
statemen titipan ketika HMI mengajak mahasiswa untuk bergabung, dari berbagai
pihak yang tidak suka dengan HMI. Seperti, ada yang mengatakan bahwa HMI itu
adalah organisasi liberal, HMI itu organisasi sekuler, HMI organisasi Syi’ah
dan lain-lainnya. Itu semua hanya tuduhan-tuduhan yang dititipkan kepada orang
(mahasiswa baru) yang sebetulnya apa yang ia katakan tadi tentang istilah
liberal, sekuler dan yang lainnya tidaklah ia pahami. Dia belum membaca
bagaimana HMI itu dan apa yang diperjuangkan HMI.
Benarkah HMI itu organisasi liberal? Bahkan ada yang
mengatakan HMI itu sekuler. Nah, untuk memastikan ini, sebetulnya saya tidak
mungkin membahasnya dalam tulisan singkat ini. Jadi begini saja, saya
menyarankan supaya terlebih dahulu mempelajari tentang HMI. Tidak asal menuduh.
Mempelajari HMI itu, menurut saya ada tiga metode. Pertama,
masuk dan bergabunglah dengan HMI, Anda akan merasakan HMI itu secara langsung.
Kedua, lakukanlah penelitian kepada
HMI itu sendiri. Ketiga, bergaullah
dengan kader-kader HMI tanpa masuk menjadi kadernya. Jika karena unsur
kebencian dan tidak suka dengan HMI, karena tidak mampu berkompetisi dengan HMI
jangan menyudutkan HMI. Itu menjadi pekerjaan sia-sia. Hal itu membuat Anda
(yang memfitnah HMI) semakin terpuruk lagi. Semakin tidak berkembang dan tidak
diminati mahasiswa.
Saya perlu jelaskan sedikit, bahwa HMI itu tidaklah
liberal, bahkan tidak pula sekuler. HMI memegang prinsip Islam. Liberal jangan
diartikan sebagai kebebasan berkumpul antar berbagai kelompok. Pahamilah liberal
itu sebagai aliran pemikiran, ideologi atau aliran filsafat, yang biasa dikenal
istilah liberalisme. Secara lazimnya, banyak orang memahami liberal ini dengan
istilah kebebasan atau bebas. Ya, di HMI kita diberikan kemerdekaan.Tapi perlu
di ingat dan diketahui, kebebasan itu masih dalam koridor prinsip Islam.
Jika Anda hari ini pacaran dan melakukan praktik pacaran
yang jelas-jelas dilarang Islam, apakah Anda akan menyalahkan Islam atau perilaku
Anda? Apabila Anda melihat kader HMI menyimpang, apakah Anda menyalahkan
organisasinya padahal ketentuan organisasi sesuai dengan prinsip Islam? Kalau Anda
melihat hari ini pejabat negara kita yang koruptor banyak dari yang beragama
Islam, apakah Anda akan mengatakan bahwa Islam itu korupsi, atau Islam
mengajarkan korupsi? Tentunya tidak. Semua yang mereka lakukan adalah
penyimpangan dari ajaran Islam.
Maka dari itu, saya mengajak kepada teman-teman mahasiswa
baru dan teman-teman mahasiswa lainnya untuk betul-betul memahami suatu
istilah. Harus memahami sesuatu kemudian barulah mengeluarkan pendapat. Pendapat
yang bersifat doktrinisasi tanpa landasan akan memperburuk pola pikir. Mahasiswa
harus betul-betul mengenali sesuatu barulah ia mengeluarkan pendapat. Tidak langsung
percaya dengan hasutan. Dalam Islam diajarkan, apabila kita mendapatkan suatu
informasi, maka periksalah terlebih dahulu siapa pemberi informasinya dan
pelajari informasi yang diberikan.[]
Penulis: Ibnu Arsib
Kader HMI Cabang Medan.
____________________________________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlog. Alamat email:yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).
Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog)
No comments:
Post a Comment