YakusaBlog- Himpunan Mahasiswa Islam, merupakan organisasi
dengan membawa nama agama Islam dibelakangnya. Dengan itu jelas diketahui bahwa
semua aparat organisasi merupakan mahasiswa Islam. Tujuan organisasi ini jelas
sekali, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam
dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di Ridhoi
Allah Subhanahu Wata’ala”. Dari
tujuannya tersebut diharapkan lahir mahasiswa atau calon intelektual bangsa
dengan lima kualitas insan cita.
HMI Cabang Medan, adalah salah satu Cabang HMI tertua
di luar pulau Jawa yang dipelopori oleh Ayahanda O.K. Rachmat Bakri (mahasiswa
FH UISU) dengan beberapa orang temannya. Awalnya HMI Cabang Medan bernama HMI
Komisariat Medan yang awalnya didirikan di Universitas Islam Sumatera Utara
(UISU) yang dulu bernama PTII pada pertengahan 1952.
HMI Cabang Medan hari ini mempunyai 29
komisariat dan 1 Komisariat Persiapan, Triguna Dharma (TGD) dibawah naungannya.
30 Komisariat merupakan hasil yang sangat memuaskan. Dengan 29 komisariat yang
ada tentu kader yang ada di HMI Cabang Medan mencapai ribuan. Hal ini merupakan
suatu prestasi yang membanggakan dari HMI itu sendiri. Dengan kader yang
mencapai lebih dari ribuan orang maka tentunya eksistensi HMI di Medan tidak
perlu dipertanyakan lagi.
Dengan jumlah yang sebanyak itu tentunya akan
menjadi ajang kompetensi bagi tiap-tiap kader untuk unjuk kebolehan yang dimilikinya baik secara pribadi
maupun kelompok. Hal ini menjadi suatu hal yang baik karena dengan ketatnya
persaingan dikalangan kader HMI akan menjadikan kader-kader HMI belajar lebih
keras untuk bisa unjuk kebolehan dikalangannya.
Akan tetapi, persaingan-persaingan antar kader
yang diharapkan akan mengimplementasikan nilai-nilai yang ada di dalam tujuan
HMI sendiri (baca : kualitas insan cita) ternyata jauh dari harapan. Tak
sedikit dari kader-kader HMI yang bersaing dikalangannya menghalalkan segala
cara untuk menunjukkan kebolehan yang ia miliki. Membuat kubu-kubu demi
kepentingan segelintir orang dan mengabaikan kepentingan kelompok yaitu HMI
sendiri.
HMI yang ada dikalangan masyarakat Indonesia
hari ini bukanlah HMI 60 tahun atau 70 tahun yang lalu. Ini salah HMI? Tentulah
tidak. HMI selalu mengajarkan kepada tiap kader melalui training-training yang ada di HMI yang baik-baik. Tentu ini salah
kader-kader yang mengangkangi hasil yang ia peroleh dari training yang diikutinya. Miris sekali, memang.
Perlu kita pertanyakan hari ini mengapa
tiap-tiap keputusan tertinggi HMI ditiap tingkatan mengalami dinamika yang
begitu keras. Bisa diterima jika dikatakan “proses” tapi boleh dipertanyakan
lagi, proses yang seperti apa? Apakah lempar-lemparan bangku, memecahkan kaca,
melempar pimpinan sidang merupakan suatu proses? Jika ia, proses apa? Jika
tidak mari merenung sejenak. Bukan hanya lempar-lemparan bangku, dan lain
sebagainya tetapi juga mempuat perpecahan antar kader untuk menunjang
keberhasilan segelintir elit atau “tuhan” di HMI untuk mencapai tujuannya.
Apakah ini HMI kita? Inikah yang dikatakan organisasi perjuangan? Apa yang
diperjuangkan? Mari merenung sejenak.
HMI ini sudah tua. HMI sudah berumur 7 dekade.
Dengan usianya yang sudah begitu tua, sudah begitu banyak masa yang dilalui,
sudah begitu banyak kader yang menjadi tokoh di Negeri ini, sudah begitu banyak
dinamika yang dialami. Dengan sedemikian banyak romantisme sejarah yang dilalui
apakah pantas HMI mengalami degradasi? Tentu tidak.
Sebagai kader HMI kita harus menjaga HMI kita.
Seharusnya kita menjadi pelopor dimasyarakat. Harus ada yang membedakan kita
sebagai kader HMI dengan yang lain. Harus ada perbedaan yang signifikan antara
kader HMI dengan non HMI. Mengapa? Karena sudah terlalu banyak sejarah yang
terukir dengan tinta emas. Dan kita tak pantas mengotori itu dengan tangan
kita. Kita harus menambah ukiran tinta emas itu setiap hari, agar HMI tetap
menjadi cerminan dari orang lain yang bukan HMI.[]
Penulis: Putri Ria Sari
Kader HMI Cabang Medan
____________________________________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlog. Alamat email:yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).
Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog)
No comments:
Post a Comment