gambar: Santo Ali
YakusaBlog-Bumi Panua Kabupaten Pohuwato kini sudah
berumur 14 Tahun yang itu bila dihitung dalam kehidupan manusia sudah memasuki
masa remaja, dan sudah mendekati pada hal kemampuan membedakan mana yang baik
dan buruk, mana yang terang dan mana yang kabut, mana yang mensejahterakan dan
mana yang mensensarakan.
Kepemimpinan adalah hal yang paling harus
dilakoni oleh setiap individu pemimpin yang kini menjadi seorang pemimpin
yang itu ia harus siap hidup susah bersama rakyatnya, dan siap menerima kritik
dan saran dari anggota dan bawahannya. Banyak teori tetang kepemimpinan
yang saat ini banyak kita ketahui, bahkan pembaca lebih ahli dalam bidang
tersebut. Namun lagi-lagi kita ini diperhadapkan pada
masalah dimana kita krisis kepemimpinan yang ideal, apalagi pemerintahan yang
ideal dan apalagi pemerintah yang idealismenya masih suci murni untuk
kepentingan rakyatnya.
Di Bumi Panua salah satunya, kini kita di Gedung
Parlemen Legislatif krisis pemimpin yang ideal, atau langsung saja disebut kita
krisis Wakil Rakyat yang ideal.
Coba kita tanyakan saja pada rakyat apakah
seluruh rakyat atau minimal 1/2 n + 1 dari jumlah menganggap bahwa saat ini wakil
rakyat kita yang di bumi Panua adalah wakil rakyat yang ideal? Atau minimal
adalah wakil rakyat yang benar-benar memahami apa wakil rakyat itu, atau apa
sih dan bagaimana sih wakil rakyat yang ideal?
Ideal adalah satu gagasan di mana bahwa
seseorang yang itu konsisten dengan kata-katanya, gagasannya, visinya, dan
komitmen yang dibangunnya atau yang pernah ia perlihatkan atau perdengarkan
pada rakyatnya sebelum ia menjadi seorang wakil rakyat atau yang sering
dilegalkan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) terkhusus untuk wilayah
kabupaten Pohuwato. Bukan maksud penulis mengklaim bahwa sudah tak ada wakil
rakyat yang ideal, namun apakah kita harus membohongi bahwa saat ini kita
benar-benar merindukan sosok wakil rakyat yang ideal. Coba pembaca yang semoga
dalam lindungan Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin
bertanya beberapa poin saja:
Pertama, apakah Wakil Rakyat Yang Selalu
Terlambat Masuk Kantor Itu Masuk Kategori Wakil Rakyat Ideal?
Kedua, apakah Wakil Rakyat yang sukanya hanya
studi banding dan keluar daerah itu masuk kategori Wakil Rakyat Ideal?
Ketiga, apakah Wakil Rakyat yang hanya sibuk
mengurusi kelompok atau investasi politiknya kedepan untuk mencalonkan lagi
menjadi wakil rakyat yang keperiode kesekian kalinya masuk kategori wakil
rakyat ideal?
Keempat, apakah ketika wakil rakyat yang hanya
tahu mengurusi proyek dan proyek, pambrikasi Undang-Undang atau Peraturan
Daerah yang hanya terindikaai sebagai meloloskan atau menggugurkan kewajiban
saja, namun substansi dan nilai dari Perda yang diproduksi itu terealisasi dan
tersosialisasi dengan baik pada masyarakat, apakah itu Wakil Rakyat yang
melakoni hal diatas masuk kategori Wakil Rakyat Ideal?
Kelima, apakah semua wakil rakyat saat ini masih
bekerja sesuai dengan tupoksinya? Atau hanya menjadi pelengkap dan tidak lepas
atau tidak ubahnya sebagai karyawan yang dalam pikirannya pasti ada tunjangan,
fasilitasi terakomodir dan gaji naik. apakah wakil rakyat di atas masuk kategori
wakil rakyat ideal?
Penulis merasa dilema dengan kondisi saat ini
dimana bahwa lagi-lagi kita mendapatkan bisikan atau cemohan dari berbagai
pihak yang enggan disebutkan tak elok, disinyalir bahwa wakil rakyat ini hanya
tahu D3 (Duduk, Diam, dan Duit) semoga pada kita lebih khusus di bumi panua tak
ada wakil rakyat seperti itu.
Bila ada pengaduan yang itu untuk kepentingan
rakyat, hanya diakomodir sesaat namun penyelesainnya harus ada korban atau
bahkan bisa berlama-lamai itupun jika ada dorongan secara anarkis dari pihak
rakyat penyampai aspirasi rakyat tersebut. Lantas apakah kita harus diam dan
membisu melihat atau menyaksikan penomena yang sungguh naif lagi mendongkolkan ? Kita sebagai rakyat yang bahwa kedaulatan seluruhya ditangan kita. Di mana
adanya kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan
perwakilan? Bagaimana kita bisa percaya atau meyakini bahwa wakil rakyat
bekerja secara maksimal dalam persoalan hal kecil saja mereka ketika ada
kritikan selalu mengumbar janji penyelesaian namun dilapangan terindikasi tak
ada yang benar-benar tuntas, memang jawaban yang pasti akan kita terima mereka
bekerja sesuai regulasi yang mengatur mereka namun apakah pernah mereka tidak
memaparkan pemahaman mereka tetang regulasi kepada rakyat secara transpransi
dan akuntabilitas yang itu benar-benar membuat rakyat paham apa yang menjadi
tupoksi dan apa yang tak harus menjadi tupoksi mereka?
Harapan dari penulis semoga wakil rakyat dapat
bekerja sesuai tupoksi, transparansi, serta menjadikan rakyat sebagai sumber
aspirasi dan inspirasi dalam menangani dan mengawasi kinerja pemerintahan
daerah secara keseluruhan. Baik itu dalam hal eksekutif, yudikatif atau bahkan
legislatif itu sendiri yang diyakini memiliki Dewan Pakar Legislatif. Fungsikan
Dewan Pakar dan Dewan Kehormatan Legislatif agar para wakil rakyat bisa bekerja
secara dinamis bukan statis.
Tulisan sederhana ini adalah bagian
dari apa yang menjadi titik kedilemaan saya sebagai rakyat akan kenyataan
dilapangan yang sering penulis saksikan. Letak keilmiahan tulisan ini bukan
menjadi pembahasan kita. Penulis berharap sama-sama kita untuk saling mengoreksi
masing-masing apalagi wakil rakyat yang digaji dan difasilitasi dari hasil
keringat rakyat yang di mengamanahkan pada mereka mewakili penyambung lidah
rakyat.
Semoga bermanfaat, lebih dan kurang mohon
dimaafkan. Kesalahan penulisan datang dari saya selaku masyarakat biasa dan kebenaran itu dari Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dijalankan secara
istiqomah dan transparansi secara menyeluruh (universal).[]
Penulis: Santo Ali
Kader HMI Cabang Pohuwato
_________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlog. Alamat email: yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).
Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog).
No comments:
Post a Comment