YakusaBlog- Kalau kembali kita pelajari kisah perjuangan nabi Musa
dan Harun melawan Fir’aun beserta kroni-kroninya, kiranya kita dapat mengambil
nilai historisnya. Dapat pula mengambil hikmah dan pelajaran moral di balik
kisah perjuangan tersebut untuk kita jadikan gambaran saat sekarang.
Jika dikaji lebih dalam, maka rezim dzalim Fir’aun
dibantu oleh empat koalisi elit. Empat koalisi elit tersebut, pertama, elit politik militer yaitu
Fir’aun sendiri. Kedua, elit
teknokrat yaitu Hamam. Ketiga, elit
penguasa harta (kapitalis) yaitu Qorun. Dan yang terakhir, keempat adalah elit agama yang dipimpin Bal’am. Mereka berkoalisi
untuk mempertahankan kehidupan yang ekploitatif dan diskriminatif, di mana
unsur ketidakadilan selalu ada dan selalu mereka pertahankan.
Pada tulisan yang sederhana ini, saya ingin membicarakan
Bal’am. Di mana ia menjadi simbolis dari para elit-elit agama yang sangat
memahami agama tapi sangat picik. Mereka menjadikan agama sebagai alat untuk
mengeksploitasi manusia untuk kepentingan mereka dan penguasa, Fir’aun, dan
tidak memihak pada ajaran agama dan juga rakyat.
Untuk masa kini, apakah ada Bal’am-Bal’am di sekitar
kita, di negara kita? Elit-elit agama yang menjadikan lembaga otoritas
keagamaan sebagai alat ekploitasi. Menjadikan ajaran-ajaran agama supaya
mengamankan posisi penguasa yang dzalim. Bal’am-Bal’am yang bekerja sama dengan
pejabat-pejabat negara, teknokrat dan kapitalis yang korup dan menindas secara
halus. Menjual ayat-ayat Tuhan dengan kepentingan mobilisasi massa untuk
kepentingan politik yang tidak berkeadilan.
Bal’am-Bal’am kontempor di negeri kita sekarang saya
lihat masih ada. Mereka tidak dapat dilihat kecuali kita memakai “mata rangkap”
dan daya analisis yang tinggi. Bal’am-Bal’am terus memanuver ke mana-mana.
Mengiming-imingkan surga dan menakut-nakuti dengan neraka. Apa yang ia katakan
tidak sesuai yang ia perbuat. Sering terlihat dan terdengar tiba-tiba sudah
terlibat kasus hukum.
Syukurlah masih ada tokoh-tokoh agama kita yang masih
suci, walau itu tinggal sedikit sekali. Mereka tokoh-tokoh agama yang tidak
munafik. Ia memang betul-betul takut pada Tuhan yang Esa dan Mahakuasa. Inilah
yang menjadi penerus perjuangan nabi, yang membela hak-hak rakyat kecil semata
mengharap ridho dari-Nya.[]
Penulis: Ibnu Arsib Ritonga
Kader HMI Cabang Medan
Sumber gambar ilustrasi: https://seword.com/media/
_________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlog. Alamat email: yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).
Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog).
No comments:
Post a Comment