HMI Harus Mereformasi Diri dan Koreksi Total, Perlukah? - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Monday, 5 June 2017

HMI Harus Mereformasi Diri dan Koreksi Total, Perlukah?


YakusaBlog- Sebelum saya membahas tentang judul di atas, saya ingin terlebih dahulu mengutipkan suatu tulisan dari sinopsis pada buku yang ditulis oleh Sejarahwan HMI, Agussalim Sitompul. Buku yang saya maksud tentu tidak asing lagi bagi warga HMI, judulnya 44 Indikator Kemunduran HMI. Jikalau masih ada warga HMI yang belum pernah membacanya, perlu kiranya untuk dibaca. Dalam sinopsis buku tersebut dituliskan:

Pertanyaan dan permasalahan besar yang melanda Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat ini adalah: Mengapa HMI semakin mundur dan memudar? Padahal, di usianya yang telah memasuki 50 tahun pertama mestinya HMI sudah jauh lebih maju di segala bidang.

Kalau ditilik lebih jauh, banyak faktor yang menyebabkan mundur dan memudarnya HMI. Dari faktor-faktor itu, sebagian besar merupakan faktor internal HMI itu sendiri. Seperti hilangnya basis intelektual HMI di kampus-kampus, lambannya HMI melakukan penyesuaian-penyesuaian secara struktural, terkoyak-koyaknya HMI oleh perbedaan persepsi politik yang terikat dengan situasi kekinian, krisis kader dan pola perkaderan, kehilangan ladang garapan dan arah aktualisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sampai persoalan “kursi”.

Persoalan-persoalan yang membelit HMI tersebut terasa begitu nyata dengan melihat berbagai indikator yang telah lama ada di depan mata.”

Kiranya Anda tidak sekedar membaca kutipan sinopsis di atas. Saran saya, ayo kita baca sekali lagi dengan betul-betul memahaminya dan merenungkannya. Ayo kita baca lagi!
***
Alhamdulillah, kalau Anda sudah membaca dan memahaminya lebih dari satu kali. Kalau tidak membacanya, saya mohon supaya Anda membaca dan memahaminya kembali. Karena hal ini terkait untuk menyelamatkan organisasi kita. Tempat kita berhimpun, keluarga kedua kita dan juga kampus kedua kita. Bukankah kita ada jargon: “Di HMI kita berteman lebih dari saudara”. Bagaimana kita bisa akur bersaudara kalau rumah kita mau hancur. Ayo baca dan pahami lagi, baru kita lanjutkan pembicaraan!


Persoalan-persoalan yang Membelit HMI

Dalam sinopsis tersebut, pada paragraf dua. Ada beberapa persoalan-persoalan yang membelit HMI sehingga mengalami kemunduran dan memudarnya HMI saat ini. Faktor terbesarnya dari internal sendiri. Benarkan demikian? Kalau menurut tulisan di atas, ya begitu. Mungkin Anda punya pendapat lain, ya monggo, ora popo. Asalkan pendapat tersebut diberitahukan kepada warga-warga HMI dan beri solusinya. Jangan asyik protes sambil menyalahkan orang lain, iya tooh.

Apa yang disebutkan dalam tulisan tersebut sepertinya tidak bisa kita elakkan lagi. Hari ini, HMI memang telah hilang tradisi-tradisi intelektualnya, adapun yang mengaktivitaskannya tinggal sedikit sekali. Mayoritas telah sibuk dengan budaya hedonistik, kapitalistik, apatis dan sebangsa lainnya.

Lambannya HMI melakukan penyesuaian-penyesuaian secara struktural sangat terasa saat ini. Butuh waktu lama mengurus ini dan itu, sedangkan waktu berjalan terus. Budaya rapat tahunan tidak jelas ke mana orientasinya. Kongres HMI berbulan-bulan, Konfrensi bertahun-tahun, RAK juga begitu. Padahal waktu berjalan terus, generasi mahasiswa juga berjalan terus. Katanya suatu dinamika. Apa betul iya itu yang disebut dinamika? Situ cerdas apa oto?

Krisis kader dan pola perkaderan bisa kita lihat dan rasakan saat ini. Pola perkaderan kita belum mampu membaca perkembangan zaman, sehingga kualitas seperti apa yang harus dicetak. Nah, sering perkaderan menjadi sasaran tembak kesalahan warga HMI. Padahal, ada peran aktif-produktif dari kader itu sendiri yang tidak terlihat. Kadernya sendiri tidak sadar peran dan fungsinya. Sering menunggu bola datang. Bukan menjemput bola. Dan paling suka pula memelihara bola panas.

HMI terkoyak-koyak akibat kepentingan politik praktis yang tarik menarik dan mengikat. Hal ini mengakibatkan status independensi HMI, baik secara organisasional (independensi organisatoris) maupun secara individual kader (independensi etis) terciderai. Aneh memang, HMI lebih tertarik mengusi urusan politik daripada mengurusi keilmuan-keilmuan. Apa semua mau jadi politisi? Politisi mah gak usah dikejar atuh, datang sendiri dianya kalau kita layak di sana.

HMI juga kehilangan ladang garapan aktualisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut saya , ini ditandai dengan kader-kader HMI yang hanya mencari eksistensi diri, sehingga jauh dari nilai, jauh dari ummat dan terlalu eksklusif (tertutup). Dan yang paling mirisnya adalah perebutan “kursi”. Adanya persepsi perebutan “kursi” di HMI membuat kader-kader terpecah-pecah untuk memperebutkan tahta, kemudian membuat gerbong-gerbong kekuatan. Tradisi Jahiliyah (orang-orang bodoh) ini pun diperankan oleh kader-kader HMI dan senior-alumninya.

Nah, apakah itu saja faktor yang menyebabkan HMI memudar dan mundur? Saya pikir bukan itu saja. Pasti masih banyak lagi, baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kedua-duanya sangat mempengaruhi perkembangan HMI dahulu hingga sekarang dan yang akan datang.


Lalu Apa yang Harus Dilakukan?

“Apa yang harus dilakukan?”. Ya, itu pertanyaan yang tepat sekali yang jawabannya menjadi modal jangka pendek dan jangka panjang untuk kita dalam memajukan HMI ke depannya. Di masa kita dan di masa adik-adik kita nantinya.

Terkait apa yang harus dilakukan, saya kembali kutipkan sebagai jawaban, isi paragraf terakhir pada sinopsis buku yang saya sebutkan sejak awal. Saya memohon Anda perlu untuk membacanya betul-betul dan dipahami dengan betul pula. Berikut isi tulisannya:

“Untuk menjawab persoalan-persoalan itu, HMI perlu mereformasi diri dan melakukan koreksi total dalam organisasi, pemahaman keagamaan, tradisi intelektual, pandangan politik, keteladanan, termasuk membangun kembali kohesivitas organisasi.”

Sudah dibaca tooh? Lu paham kagak? Ok...man/girl, coba awak ulangi lagi ya! Gimana, mantap? Mantap taiye. Pas di otak dan di hati? Ok, mudah-mudahan dapat dilaksanakan. Saya pikir tidak perlu menambahi jawaban yang sudah sempurna tersebut. Tinggal kita bagaimana mengaktivitaskannya sehari-hari. Mungkin itu saja, selebihnya saya serahkan kepada Anda![]


Kader HMI Cabang Medan

_________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlogAlamat email: yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).


Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog).

No comments:

Post a Comment