Yakusablog- Mudah-mudahan suatu keberkahan dan kegembiraan bagimu di
hari ulang tahun memasuki usiamu yang ke-64 tahun. Semoga Allah SWT.
memberkahimu.
Kenapa saya katakan suatu keberkahan dan kegembiraan
bagimu? Karena di hari ulang tahunmu ini adalah hari pertama puasa Ramadhan
ummat Islam di Indonesia. Pastinya kau pun tadi malam bersujud sembah kepada
Tuhanmu, entah itu di dalam shalat Maghribmu, di shalat Isyamu, Tarawihmu,
Witirmu dan shalat tahajjudmu. Mudah-mudahan dalam dzikirmu juga.
Suatu kegembiraan juga bagimu karena usiamu semakin
berkurang di dunia. Saya yakin dunia ini bukanlah satu-satunya alam yang kau
cintai atau yang kau kejar. Alam kekal itu dan bertemu dengan Tuhanmu pastinya
tujuan hakikimu. Segala aktivitasmu tentunya bukan untuk dunia saja. Kau pasti
paham pepatah bijak yang mengatakan: tanamlah pada, maka rumput pun akan
tumbuh.
Saya tidak pernah bertemu langsung denganmu.
Bercakap-cakap langsung denganmu. Saya juga tidak mengenalmu lebih dalam
seperti pemuda-pemuda di Jawa yang gemar hadir dalam majelismu, mendengar
puisi-puisimu secara langsung dan berjabat tangan denganmu.
Saya hanya mengenalmu lewat cerita orang-orang tentangmu.
Berdiskusi denganmu lewat tulisan-tulisanmu. Mendengarkan syair-syair atau
tausiyahmu di Kenduri Cinta yang diposting di media sosial-Youtube. Saya juga belum sanggup menyelami dalamnya samudera
pemikiranmu yang kritis sekaligus religius tanpa meninggalkan makna
ke-Indonesia-anmu. Samudera wawasanmu begitu luas dan dalam. Tulisan-tulisan
dan ceramah-ceramahmu yang banyak menggunakan metafora menjadi ciri khasmu.
Salah-salah mendengar dan memahami, orang-orang bisa “sesat” atau gagal paham.
Tapi kau tak peduli dengan itu. Karena kau ingin
mengungkapkan suatu Nilai yang tersembunyi. Suatu makna yang orang malu dan
tidak berani untuk mengungkapkannya karena takut pada sturuktural dan birokrat
negara. Mengungkapkan suatu kejujuran, kemuliaan dan kebaikan. Kecintaanmu
kepada Tuhanmu, Kanjeng Nabi Muhammad SAW, kepada manusia, kepada makhluk yang
namanya keadilan dan integritas manusia, itu semua menjadi nilai tersendiri
bagimu.
Kebencianmu kepada makhluk penindasan, makhluk kezaliman,
penyakit kejiwaan sosial yang disetting
oleh oknum-oknum tertentu, kepalsuan, kebodohan, kemunafikan, ketololan, budaya
hedonisme, budaya konsumtivisme, kesetanan-baik yang terlihat maupun yang tidak
terlihat. Itu semua meneguhkan perjuanganmu untuk melawannya. Kau tidak akan
pernah membiarkannya liar dan bebas. Hal nyata telah kau buktikan pula dengan
terus-menerus memberikan peringatan sosial dan kontrol sosial atas bahaya
makhluk-makhluk yang baru disebutkan tadi.
Selamat ulang tahun Cak...
Semoga Allah SWT. memberkahimu dan terus berguna bagi
bangsa-bangsa di dunia, terkhususnya bangsa kita-bangsa Indonesia. Rakyat yang
begitu majemuk, manusia atau ciptaan Sang Khalik menjadi aset dan harus dijaga.[]
Dari hamba Allah yang terus
mencari ilmu.
Catatan: Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) lahir di Jombang, 27 Mei 1953.
No comments:
Post a Comment