Ketika Perkaderan HMI Menjadi Slogan Belaka - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday 14 May 2017

Ketika Perkaderan HMI Menjadi Slogan Belaka



YakusaBlog- Mengingat fungsi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi kader, maka seluruh aktivitasnya harus dapat memberi kesempatan berkembang bagi kualitas-kualitas pribadi anggota-anggotanya. Sifat kekaderan HMI, dipertegas dengan tujuan HMI yang berada pada pasal 4 Anggaran Dasar HMI. Tujuan HMI, telah memberi tuntunan ke mana arah perkaderan HMI di arahkan. (Agussalim Sitompul, 2008:11).

Menurut hemat penulis, perkaderan adalah jantung dari HMI. Tidak akan hidup organisasi ini (baca: HMI) apabila perkaderannya tidak berjalan. Tentunya kita mengetahui, pidato pemrakarsa HMI, Lafran Pane, yang mengatakan, kira-kira seperti ini, “HMI tidak perlu ada. Karena apa yang dilakukan HMI dapat dilakukan oleh Corps Mahasiswa (CM), bisa dilakukan PPMI, KAMI dan organisasi lainnya pada masa itu. Akan tetapi, yang membedakan HMI dengan organisasi tersebut adalah perkaderannya, suatu yang tidak dilakukan organisasi-organisasi tersebut”.

Nah, perkaderan adalah hal yang sangat sakral dalam HMI, sangat menentukan bagi HMI, selain tantangan eksternal lainnya. Perkaderan harus dilakukan secara sadar, sistematis, terencana dan terukur. Perkaderan jangan dijadikan motif untuk mengambil “kepentingan”. Mengumbar kata-kata demi perkaderan, tapi tujuannya untuk mengambil atau merebut suatu “kepentingan” jabatan.

Visi dan misi seorang kader untuk menjalankan dan mensukseskan perkaderan itu memang sah-sah saja. Akan tetapi, yang kita sayangkan saat ini, banyak sekali para kader HMI, ketika ingin menuju suatu jabatan di HMI, perkaderan pun hanya di jadikan sebagai slogan-slogan saja. Tidak terdapat solusi dan tidak terdengar gagasan-gagasan riil tentang bagaimana perkaderan HMI yang berada di pusaran kemajuan zaman.

Jadi, kenapa demikian? Menurut saya, faktornya adalah lemahnya pemahaman seorang kader tersebut, yang ingin menuju jabatan sebagai pimpinan di tingkatan kepemimpin HMI. Di tambah lagi, tidak pernah terjun dalam perkaderan HMI secara langsung. Jadi dia tidak merasakan perkaderan secara psikologis bagaimana perkaderan HMI itu. Slogan-slogan seorang calon Ketua Umum pun terdengar disetiap calon, tapi gagasannya kosong dan hampa.

Untuk itu, kiranya Perkaderan HMI tidak dijadikan motif untuk “kepentingan”, tidak pula hanya dijadikan sebagai slogan-slogan untuk menarik simpatik para kader. Dan untuk setiap kader yang menentukan, yang mempunyai hak pilih, pilihlah yang betul-betul mengerti perkaderan, paham perkaderan, merasakan langsung perkaderan dan kepentingannya untuk HMI. Bukan sebaliknya, memilih atau mendukung karena kedekatan yang tidak bertujuan pada HMI, karena ada gerbong (sekte-sekte), burgening jabatan, instruksi dari “tuhan-tuhan” juga “berhala-berhala” yang tiba-tiba turun gunung dan hal-hal negatif lainnya yang tidak pada kepentingan perkaderan. Apabila Perkaderan HMI sudah dibawah “ketiak” kepentingan dan hanya slogan-slogan saja, mari kita nantikan sama-sama hancurnya HMI kita ini. Supaya HMI terus terjaga dan eksis dalam tuntunan zaman, mari dukung dan perbaiki perkaderan HMI.[]


Kader HMI Cabang Medan


Catatan: Tulisan ini adalah gagasan refleksi perenungan yang bersifat berupa autokritik dan saran untuk perkaderan HMI secara nasional, terkhususnya HMI Cabang Medan yang sedang mengadakan Konferensi Cabang XLIII.

Baca juga artikel terkait:

No comments:

Post a Comment