YakusaBlog- Ide tulisan ini terlintas cepat di pikiran saya waktu
tengah malam, sekitar pukul 00.30 Wib, ketika duduk di halaman depan tempat
tinggal saya (kontrakan). Saat saya mereview
kembali aktivitas yang saya lakukan dari mulai bangun tidur hingga hendak mau
tidur. Saya takut dia liar ke mana-mana, ide yang terlintas ini pun segara saya
ikat dalam berupa tulisan sederhana ini.
Proses ketika mengingat ulang kembali aktivitas saya
lakukan dari pagi hari hingga malam hari, saya terhenti pada satu aktivitas
dimana ketika saya berdiskusi dengan beberapa kader-kader HMI Cabang Medan. Sebut
sajalah nama mereka si Anu, si Fulan dan si Hidun. Mereka dari
Komisariat-komisariat yang ada di HMI Cabang Medan.
Dari tujuh orang yang menjadi teman saya berdiskusi pada
waktu itu, tidak satu pun dapat menjelaskan bahkan tidak satu orang pun yang
pernah membaca tulisan-tulisan (buku) ke-HMI-an, seperti Sejarah Perjuangan HMI
di tingkat nasional atau pun Sejarah HMI Cabang Medan-sejarah cabangnya
sendiri, tidak menutup kemungkinan Kader HMI di luar Cabang Medan. Apalagi ketika diminta menjelaskan Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI.
Dari kepolosan mereka menjawab dengan tidak mengetahui
dan tidak pernah membaca tentang ke-HMI-an, saya begitu geram dan “marah”. Tapi
kemarahan itu saya “lemparkan” dengan senyuman yang terpaksa ramah. Tidak etis
rasanya marah pada mereka atau bahkan mengatakan mereka buta akan sejarah HMI.
Bukan bermaksud dari mereka lalu saya mengeneralkan
seluruh kader HMI buta juga akan ke-HMI-an. Tapi saya berani menjamin, diantara
seluruh kader HMI di Indonesia ini mayoritas jumlahnya banyak yang tidak
mengetahui, belum “duduk” dan bahkan tidak dapat menjelaskan ke-HMI-an, apalagi
NDP HMI. Saya yakin sekali dari seluruh kader-kader HMI di Nusantara ini
membaca tulisan-tulisan tentang HMI sangat minoritas jumlahnya.
Kalaulah seorang kader tidak paham akan ke-HMI-an, secara
sejarah, konstitusi, mission, filosofis pendirian dan perjuangan, bagaimana
mungkin dia (baca: kader) HMI cinta, loyal dan militan kepada HMI? Bagaimana mungkin
dia tahu garis perjuangan HMI? Maka sering timbul kecintaan yang “buta” dan
tahu HMI atas “doktrinisasi” dari “tuhan-tuhan”-“berhala-berhala” yang ada di
HMI. Syukur-syukur yang memberitahukan itu orang yang paham ke-HMI-an dengan
data yang benar, kalau ada yang “terpleset”, bagaimana dampaknya?
Bolehlah kiranya saya mengatakan bahwa saat ini mayoritas
kader HMI sedang dalam kronis. Mengalami penyakit sehingga menurunnya kualitas
diri seorang kader-baik itu kualitas intelektualnya, krisis moralitas, krisis
etika, krisis religius, krisis ideologi, krisis independensi dan krisis
kualitas HMI lainnya. Kita pun sangat membutuhkan “imun” menguatkannya.
Kenapa di era kemajuan zaman ini malah menurun kualitas
kader HMI? Bukankah di zaman sekarang ini kita sebagai kader HMI lebih mudah
mengakses wawasan-keilmuan untuk meningkatkan kualitas intelektual kita? Kenapa
budaya hedonis dan pragmatis yang lebih cepat berkembang biak dan kita biarkan
di tubuh HMI? Padahal kita mengetahuinya itu suatu penyakit yang sangat
membahayakan HMI, baik secara organisasional maupun diri pribadi seorang kader.
Akankah sistem perkaderan formal HMI terus menjadi
sasaran “tembak” kesalahannya? Lantas dimana lagi kesadaran bersama untuk
menghadapi penyakit kronis di HMI. Seharusnya dengan kesadaran, kita membudayakan
lagi suatu tradisi-tradisi yang meningkatkan kualitas kader HMI.
Penyakit kronisnya bukan hanya dalam permasalahan
wawasan-keilmuan (keintelektualan). Cenderung juga kita menghadapi krisis kader
yang tidak sesuai dengan aturan main dalam aktivitas organisasi-AD/ART, Pedoman
Organisasi, Pedoman Perkaderan HMI dan Ketentuan-ketentuan HMI lainnya. Krisis independensi
pun terjadi, sehingga independensi HMI (organisasional dan etis-kader)
sering tergadaikan kepada “tuhan-tuhan” dan “berhala-berhala” kontemporer di
HMI dan di luar HMI.
Sepertinya kesadaran seorang kader HMI yang perlu kita tingkatkan
bersama![]
Penulis: Ibnu Arsib Ritonga
Kader HMI Cabang Medan
Sumber gambar ilustrasi: http://kabaroke.com/
No comments:
Post a Comment