Buku: Diskursus & Metode - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday 17 May 2017

Buku: Diskursus & Metode



Judul Buku        : Diskursus & Metode
Penulis              : Rene Descartes
Penerbit            : IRCiSoD
Tahun Terbit      : 2012
Tempat Terbit    : Jogjakarta
Tebal Buku        : 144 Halaman
ISBN                 : 978-602-191-267-6


Cogito ergo Sum” – “Aku berpikir, karena itu aku ada”

YakusaBlog- Kata-kata di atas sangat populer terdengar apabila mengkaji tentang filsafat. Kata-kata tersebut dipopulerkan oleh Rene Descartes lewat buku yang ia tulis. Dia adalah seorang Filsuf dan Matematikawan asal Prancis yang disebut Bapak filsafat Modern dan Bapak Matematikawan Modern. Pemikirannya banyak mempengaruhi masyarakat dan tokoh-tokoh pada masa itu hingga timbullah masa pencerahan, yang sering kita dengar dengan istilah Renaisance.

Banyak orang salah paham terkait pernyataan Descartes tersebut. Bahkan ada tuduhan paling ekstrim sampai-sampai mengatakan bahwa Decartes adalah seorang ateis dan tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Tuduhan itu sangat keliru sekali. Tuduhan itu sering keluar tanpa terlebih dahulu membaca bukunya, di mana penggalan kata tersebut ada dalam bukunya.

Discourse on Method adalah judul asli buku tersebut yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ahmad Faridl Ma’ruf dengan judul Diskursus & Metode. Isi buku dalam terjemahan bahasa Indonesia ini dibagi menjadi enam bagian, yaitu: Bagian pertama tentang Pembahasan Perihal Ilmu Pengetahuan, bagian kedua tentang Kaidah-Kaidah Pokok Perihal Metode, bagian ketiga tentang Beberapa Kaidah Moral yang Didasarkan Atas Metode Kesangsian, bagian keempat terikait Bukti-Bukti Keberadaan Tuhan dan Jiwa Manusia atas Asas-asas Metafisika, bagian kelima tentang Urutan Pembahasan Masalah-masalah Fisika dan bagian terakhir adalah tentang Hal-hal yang Merupakan Prasyarat dalam Penelitian Alam.

Nah, jelas sudah, bahwa Descartes mengakui akan keberadaan Tuhan yang dibahasnya pada bagian keempat. Dalam filsafatnya, fisika dan metafisika sama-sama diakuinya. Descartes tidaklah menafikkan keberadaan itu semua, walaupun Descartes dalam metodenya sering menyangsikan (meragukan) sesuatu. Hal itu ia maksud adalah hanya sebagai metode bahwa untuk mencari sesuatu harus diragukan terlebih dahulu, dan yang fisika terkadang menipu kita. Maka, dengan berpikir itulah tidak akan terbantah lagi bahwa dia sudah pasti dalam keraguannya.

Pada halaman 74 dalam buku terjemahan ini, yang diterbikan IRCiSoD tahun 2012, Descartes mengatakan, “Saya berpikir, karena itu saya ada”. Maksud dari tujuan kata-kata tersebut perlu dipahami bahwa ia berangkat dari suatu pencarian yang diselimuti keraguan aka sesuatu hal yang fisika. Dengan ungkapan itu, tidak ada lagi yang dapat diragukan kecuali ia dalam berpikir. Bahkan kaum Skeptik pun tidak akan mampu menggoyahkan tesisnya itu.

Jangan berhenti di situ saja. Descartes mengakui ada kodrat lain yang begitu sempurna dari padanya. Dia dengan jujur, seraya mengatakan, “Jadi, tinggal satu kemungkinan, yakni bahwa tentang sesuatu yang lebih sempurna itu diletakkan dalam diri saya oleh kodrat lain yang benar-benar lebih sempurna daripada saya, dan memiliki segala kesempurnaan yang beberapa diantaranya dapat saya pahami, atau dengan satu kata: Tuhan”. (hal: 76-77)

Buku yang tidak terlalu tebal ini, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan bahasa yang sederhana, sehingga mudah untuk dipahami. Dalam isinya juga, Descartes seperti menuliskan perjalanan hidupnya dalam proses pencarian atau dalam berfilsafat. Di buku ini, kita akan mengetahui bagaimana seorang penulis (Descartes) berpindah-pindah tempat, dan dia menceritakan apa yang ia rasakan ketika menuliskan buku spektakuler ini.

Mengklaim bahwa Rene Descartes tidak percaya pada Tuhan tanpa membaca bukunya, itu tidaklah baik. Menuduh Descartes terlalu mengagungkan akal (rasionalisme) tanpa terlebih dahulu membaca bukunya secara langsung, itu tidak sopan. Lebih baik kita membaca buku ini (Diskursus & Metode) daripada terlalu banyak mengutip penjelasan dari tulisan orang lain, dan jangan berbicara kosong tanpa makna terkait pemikiran Descartes, apalagi yang sering mengungkapkan istilah “Cogito ergo Sum” tanpa paham makna, sebab-musabab dan tujuan tesis itu muncul.[]

Resensator : Ibnu Arsib Ritonga
Kader HMI Cabang Medan

No comments:

Post a Comment