YakusaBlog- Saya
ingin menuliskan kisah tentang seorang aktivis HMI yang sangat mencintai
perkaderan HMI. Dia seorang HMI-Wati sekaligus Instruktur HMI. Walau status
Instruktur HMI yang ia emban masih baru (muda), tapi kecintaannya terhadap
perkaderan membuat ia terus berjuang untuk jantungnya HMI tersebut, yaitu
perkaderan. Disegudang aktivitasnya, ia tetap lebih memfokuskan pada perkaderan
HMI.
Dia
begitu membenci kepada segelintir orang apabila perkaderan HMI itu dipolitisir
untuk “kepentingan” semata. Dia tidak pernah begitu urus apabila kader-kader di
Cabangnya mempraktikkan politik praktis, tapi dia tidak akan pernah sepakat dan
akan terus melawan apabila perkaderan telah dikotori. Baginya perkaderan adalah
hal yang sangat suci dan harus dijaga.
Instruktur
muda tersebut, ingat betul apa yang dikatakan oleh pemrakarsa HMI, Lafran Pane
saat memberikan pidato pada Milad HMI Cabang Yogyakarta di Gedung Seni Sono
Yogyakarta 5 Februari 1969. Dimana Lafran Pane mengatakan bahwa kerja-kerja HMI
dapat dilakukan organisasi pada masa itu, seperti Corps Mahasiswa (CM), PPMI,
KAMI dan organisasi lainnya ketika itu, tapi yang membedakan dengan HMI adalah
perkaderannya.
Realitas
sekarang, terkadang sering kita dengar bahwa perkaderan HMI tinggal slogan
semata. Berbicara perkaderan akan tetapi praktiknya jauh dari perkaderan yang
dimaksudkan oleh HMI itu sendiri. Ingin memperbaiki perkaderan di HMI, akan
tetapi apa yang dilakukannya tidak menjurus kepada apa yang dikatakannya.
Aktivis
HMI itu, Instruktur Muda HMI itu sangat menginginkan murninya perkaderan
dilakukan. Tidak ada “kepentingan” golongan dan sekte-sekte. Dia begitu kasihan
kepada teman-temannya di HMI, kader-kader HMI yang baru Latihan Kader karena
tidak mendapatkan hasupan gizi intelektual dalam perkaderan (formal dan
informal) HMI. Permasalahan pun sering terjadi dalam perkaderan yang membuat
macetnya perkaderan di HMI, terkhususnya di HMI Cabangnya.
Tentunya
kita pun mengalami dan melihat ini di HMI Cabang kita masing-masing. Untuk itu
perjuangan mempertahankan perkaderan HMI agar tidak dipolitisir untuk “kepentingan”
perlu kita lakukan. Yang perduli perkaderan, seperti seorang HMI-Wati yang saya
sebutkan tanpa nama itu, kiranya kita menjaga dan memperjuangakan kesucian perkaderan
HMI. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader-kader HMI ada tujuan kita
bersama. Mission HMI menjadi semangat, motivasi dan landasan kita berhimpun di
organisasi mahasiswa Indonesia dan organisasi mahasiswa Muslim terbesar dan
tertua ini. Tetaplah semangat dalam mempertahankan Perkaderan HMI.[]
Penulis: Ibnu Arsib Ritonga
Kader HMI Cabang Medan
Catatan:
Instruktur Muda HMI, Aktivis HMI dan HMI-Wati tersebut tidak dapat saya
sebutkan nama dan asal cabangnya. Yang jelasnya dia adalah orang yang sangat
mencintai Perkaderan HMI dan menjaga kesucian jantungnya HMI tersebut.
No comments:
Post a Comment