Judul Buku : Kembali Menjadi Manusia
Penulis : Doni Febriando
Penerbit : PT Elex Media Komputindo – Kompas Gramedia
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2014
Tebal Buku : xvii hlm + 218 hlm
ISBN : 978-602-02-5262-9
YakusaBlog- Waktu sore itu, aku
pigi ke salah satu (bukan salah dua ya) toko buka di Medan, aku jumpa sama
bukunya si Doni Febriando ini. Judulnya pun menarik menurutku, “Kembali Menjadi Manusia”. Aku pun
bertanya-tanya apa maksud si kawan ini dengan judul seperti itu. Apa kita dari
binatang jadi manusia dan menjadi binatang lagi, kemudian kembali manusia, seperti
yang dikatakan si Mbah Darwin?
Kubaca-bacalah iya kan,
kubolak-baliklah halaman per halaman, kubaca terus. Sangkin enaknya membaca
buku ini, aku pun gak terasa waktu
rupanya sudah malam. Karena kurasa tanggung membacanya, aku pun merogoh
kantongku untuk membelinya dan kulanjutkan membaca di kost-an ku sambil
ditemani secankir kopi.
Pembahasan di dalam
buku ini menarik kali. Bahasanya tidak pala rumit, gampang dicerna. Buku ini
banyak membicarakan tentang agama dan kondisi umat Islam di Indonesia, tapi
buku ini bukan buku agama. Si kawan ini (Doni Febriando) menuliskannya sesuai
dengan kehidupan yang sekarang. Buku ini membicarakan tentang suatu kenyataan
perasaan. Jangan dipikir dia “baperan (bawa perasaan)” ya.
Tulisan ini jadi buku
setelah dia mengumpulkan dari berbagai tulisan-tulisannya. Jangan juga dipikir
buku ini seperti buku-buku yang ditulis
ulama kemudian membahas tuntas persoalan umat Islam. Seperti yang dikatakannya,
“buku ini adalah seperti buku panduan praktis untuk mengenal cahaya, untuk yang
ingin mengikuti cahaya, dan untuk yang ingin menjadi cahaya.” Cahaya apa itu
yang dimaksudnya, aku pun belum paham kali. Lebih baik kita baca aja buku ini.
Penting pula
diperhatikan, buku ini diperuntukkan Doni kepada kalangan “Muslim Pinggiran”
yang masih awam. Tapi bukan berarti buku ini tidak layak dibaca oleh “Muslim Perkotaan”
atau Muslim yang punya banyak pengetahuan. Terkadang juga Muslim Perkotaan pun
masih terjebak dengan pedebatan-perdebatan agama yang pemahamannya seperti
orang pinggiran (baca: tidak punya pengetahuan).
Yang penting baguslah
pokoknya. Kalaupun ada yang tidak bagus, yaa...namanya manusia yang nulis,
harus maklumlah iya kan. Untuk kita semuanya, perlu kali memiliki dan membaca buku
ini. Selain memberikan motivasi dalam berislam, buku ini juga menambah wawasan
kita dalam berislam di negara yang majemuk ini. Tes kalau gak percaya, silahkan
pigi ke toko buku, cari buku ini, dan baca. Jangan lupa bawa duit, nanti kalau
nanggung bacanya, jangan ragu lagi, ‘sikat’ langsung dan bawa ke rumah.
Resensator: Ibnu Arsib Ritonga
Mahasiswa Medan
Baca juga resensi buku:
No comments:
Post a Comment