Nilai-Nilai Yang Hilang (HMI Dengan Segala Dinamikanya) - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Friday 10 September 2021

Nilai-Nilai Yang Hilang (HMI Dengan Segala Dinamikanya)

Seperti yang kita ketahui, tahun 1947 Ayahanda Lafran Pane dengan berlatar belakangi dinamika yang terjadi di Indonesia mendirikan Organisasi bernama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan harapan dapat memperbaiki dinamika dan aktifitas buruk dikalangan mahasiswa Islam khususnya, hasil pengamatan dan kekhawatiran tersebutlah melahirkan Organisasi Mahasiswa Islam Pertama di Indonesia.


Upaya tersebut menghasilkan perjuangan yang panjang dan berat, HMI menjadi organisasi yang sangat menentang partai komunis, HMI menjadi pramotor pada beberapa gerakan mahasiswa salah satunya Corp Mahasiswa (CM) yang dibentuk Wakil Ketua PB HMI, Ahmad Tirtosudiro tahun 18 September 1948 dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang diinisiasikan Wakil Ketua PB HMI, Mar’ie Muhammad tahun 27 Oktober 1965.


Dari penggalan sejarah tersebut kita dapat membayangkan bagaimana perjuangan berat HMI dalam mencoba memperbaiki dinamika buruk yang terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu banyak tokoh-tokoh cendikiawan lahir dari proses berHMI salah satunya Nurcholis Madjid mantan Ketua Umum PB HMI.


Akan tetapi HMI sepertinya tidak lagi melahirkan tokoh-tokoh seperti terdahulu padahal tuntutan jaman yang semakin maju memaksa HMI yang sebagai organisasi intelektual dan cendekiawan untuk menjadi garda terdepan dalam memberikan saran, kritikan, dan intelektualnya kepada Bangsa.


Tetapi realitanya pada saat ini internal tubuh HMI sendiri masih kacau balau melihat masih banyak kadernya in-konstitusional yang lebih mementingkan karir individu seolah menutup mata untuk kembali membaca aturan HMI (Konstitusi) yang telah dirangkum sebaik mungkin secara bersama-sama.


Jika melihat problem tersebut dipikir dapatkah HMI menjadi pramotor yang menginisiatif dan dapat berkontribusi kepada negara yang membawanya menuju kesesuaian perkembangan jaman dan memperbaiki dinamika buruk melihat dinamika buruk tersebut pun ada diinternal HMI.


Himpunan Mahasiswa Istana (HMI), Haluan Merusak Indonesia (HMI), Harus Menjilat Investor (HMI) seperti yang dikatakan Zulfata dalam tulisannya “Bubarkan HMI” seyogyanya menjadi cambuk terhadap segenap anggota HMI melihat keadaan HMI sekarang yang seakan tak memiliki solusi menghadapi perkembangan jaman terutama beradaptasi terhadap Revolusi Industri 4.0 yang disruptif.


Jika demekian, bagaimana para mahasiswa terkhususnya mahasiswa baru tertarik dan tergiur bergabung di HMI melihat kebiasaan mahasiswa sekarang yang banyak menghabiskan waktunya diinternet, padahal itu dapat menjadi peluang bagi HMI itu sendiri.


Friedrich Nietzsche pernah menulis sebuah buku berjudul “God Is Dead (Tuhan Sudah Mati), mati dalam arti kata telah dilupakan oleh bangsa Eropa karena ulah Gereja yang mengakibatkan masyarakat itu sendiri tidak percaya lagi terhadap tuhan. Ketakutannya HMI akan dilupakan oleh generasi mahasiswa lalu mati, serupa dengan dilupakannya tuhan pada abad ke 15 di Eropa.


Penulis: Muhammad Ridho Pratama Oktaviansya (Instruktur HMI Cabang Medan)

No comments:

Post a Comment