Hal-Hal yang Diperlukan Untuk Memahami NDP - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday, 6 May 2018

Hal-Hal yang Diperlukan Untuk Memahami NDP


YakusaBlog- Banyak sekali kader-kader HMI Cabang Medan yang mengatakan kepada saya bahwa memahami Nilai-Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP HMI) itu sangat berat dan sangat sulit, tidak menutup kemungkinan itu juga terjadi pada kader HMI dalam skala Nasional. Hal itu terbukti cukup banyak teman-teman kader HMI dari luar HMI Cabang Medan bertanya pada saya lewat media sosial online, seperti lewat Facebook.
Bahkan di lingkungan HMI, muncul suatu pandangan bahwa hanya orang-orang (kader) tertentu saja yang mampu memahaminya, dan juga muncul stigma bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menyampaikan materi NDP dalam training-training formal HMI atau dalam diskusi-diskusi seputar NDP. Dari pandangan-pandangan itu menjadi legenda dan malah menjadi mitos di kalangan HMI. Sehingga akibat dari stigma-stigma atau anggapan-anggapan seperti itu menjadikan kader-kader HMI malas untuk mengkaji NDP.
Padahal tidaklah demikian, anggapan-anggapan yang keliru dan merugikan itu harus disingkirkan. NDP HMI tidak boleh disakralkan, akan tetapi harus dianggap sesuatu yang biasa dan ditempatkan posisinya sama dengan materi-materi training lainnya ketika saat mengkajinya.
Tentunya kita pahami bersama, untuk melakukan sesuatu kita harus punya persiapan. Persiapan itu baik secara konsep maupun alat-alat yang memperlancar sesuatu yang hendak kita kerjakan. Tidak mungkin seseorang bisa membaca suatu tulisan kalau tidak mengenal nama simbol hurufnya dan tata cara membacanya. Begitu jualah dengan mempelajari materi-materi training HMI, terkhususnya ketika mengkaji NDP.


(Buku ini dapat Kawan-kawan miliki. Klik Disini)
Untuk memahami NDP, kita harus terlebih dahulu menyiapkan sesuatu (dalam konteks pengetahuan) sebagai modal, yang mana modal ini merupakan sesuatu agar mempermudah kita memahami NDP. Karena memang, NDP itu disusun dengan bahasa yang agak sulit dipahami, kemudian isi NDP (secara teks) merupakan kumpulan nilai-nilai yang sifatnya universal dan padat makna. Jika meminjam istilah Azhari Akmal Tarigan, bahwa NDP HMI itu adalah suatu kitab yang masih sifatnya matan. Untuk itu dibutuhkan penjelasan-penjelasan terhadapnya, yang dikenal dengan istilah syarah. Hal ini sudah menjadi hal yang lumrah dalam khazanah pemikiran Islam.
Nah, hal-hal apa sajakah yang harus harus dipersiapkan, dipelajari, dan diperlukan untuk memecahkan mitos yang masih hidup di kalangan kader-kader HMI seperti yang kita sebutkan di atas atau agar lebih mudah memahami NDP?
Senada dengan yang kita sebutkan di atas tadi, menurut Azhari Akmal Tarigan (Pen-syarah dan sekaligus Penceramah NDP tingkat Nasional) dalam bukunya yang berjudul NDPHMI; Teks, Interpretasi dan Kontekstualisasi (2018), NDP itu disusun dengan bahasa yang padat makna dan bahkan cenderung sangat filosofis. Dirumuskan dengan perenungan atas kontemplasi yang sangat mendalam, ditulis sangat serius dengan dibuktikan pemilihan katanya (diksi) yang sangat cermat dalam teks NDP. Maka dari itu NDP tidak bisa dipahami sambil lalu saja. Untuk itu secara teknis, membacanya tidak bisa tergesa-gesa, apalagi dibaca tanpa totalitas diri.
Kemudian (masih secara teknis) dalam menelaah NDP, akal dan kalbu harus hadir secara bersama-sama. Tidak mengherankan, kata Akmal, siapa pun yang bergumul dengan NDP dengan totalitas diri, maka akan merasakan bahwa dimensi rasionalitas dan spritualitas hadir secara bersamaan dalam diri yang membaca atau mengkajinya.
Selanjutnya menurut Azhari Akmal Tarigan, sebagaimana ia mengutip dari pendapatnya Nurcholish Madjid (Cak Nur), hal-hal yang dibutuhkan untuk memahami NDP itu adalah penguasaan  filsafat dan logika berpikir. Penguasaan filsafat sangat penting karena di dalam NDP pembaca (baca: kita) diajak berpikir mendalam atau radikal sampai ke akar-akarnya. Karena dengan pengetahuan filsafat, kita akan terbiasa berpikiran abstrak. Jika kader yang tidak terbiasa berpikiran abstrak, dipastikan kesulitan memahami NDP. Walaupun mendorong kita untuk mampu berpikir mendalam dan menangkap esensi atau hakikat sesuatu, NDP tidaklah sama dengan buku filsafat.
Maka tidak jarang kita temukan di beberapa HMI Cabang se-Nusantara, menjadikan “Pengantar Filsafat” sebagai materi dalam training formal HMI seperti Latihan Kader I (Basic Training) dan juga diskusi-diskusi rutin dengan tema tentang “Filsafat” dan “Logika”. Bahkan ada juga yang membuat training non-formal dengan tema tentang “Filsafat” dan “Logika”, seperti dilaksanakannya kegiatan “Sekolah Logika”, “Sekolah Filsafat” dan istilah-sitilah lainnya.
Kemudian, selain dari penguasaan filsafat dan logika dibutuhkan juga kekayaan atau keluasan wawasan (pengetahuan) tentang Islam. Gunanya adalah agar lebih mudah mencerna pada pembahasan-pembahasan tentang keislaman yang dibicarakan oleh NDP. Karena di dalamnya menjelaskan tentang tauhid walaupun NDP tidak sama dengan buku-buku keislaman lainnya dan tidak sama dengan kitab tauhid atau kitab teologi.
Dan yang terakhir menurut Azhari Akmal Tarigan, yang diperlukan agar lebih mudah memahami NDP adalah memahami secara baik aspek kesejarahan dalam perumusan NDP HMI. Memahami konteks historis dan latar belakang perumusan NDP sangat membantu untuk apa NDP tersebut disusun dan apa yang menjadi tujuannya.
Menambahi apa-apa saja yang telah kita jelaskan di atas, penulis ingin menekankan kepada kita semua yang hendak ingin mempelajari dan mendalami NDP, kita harus menanamkan niat yang konsisten dan permanen untuk mengkaji NDP HMI. Diperlukan ketekunan secara mendalam dan berkelanjutan untuk terus mempelajarinya. Dengan meminjam bahasanya Azhari Akmal Tarigan, kita harus terus menggelorakan kajian-kajian NDP HMI.[]

Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan

No comments:

Post a Comment