Iman Kepada Allah Menghasilkan Kekuatan dan Harapan - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Tuesday 12 December 2017

Iman Kepada Allah Menghasilkan Kekuatan dan Harapan

YakusaBlog- Seseorang yang beriman kepada Allah Swt. adalah orang yang kuat. Atau begitulah seharusnya. Kuat batin dan jiwanya, sehingga dia tidak pernah gentar menghadapi hidup dengan berbagai percobaannya ini. Kekuatan orang yang beriman diperoleh karena harapan kepada Allah Swt. Seseorang yang beriman tidak akan mudah putus asa. Karena dia yakin bahwa Allah selalu menyertainya.
Seperti yang difirmankan: “Dia (Allah) beserta kamu di mana pun kamu berada, dan Allah Maha Teliti akan segala sesuatu yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid:4) Dan dalam firman Allah yang lain disebutkan: “Maka kemanpun kamu menghadap, maka di sanalah wajah Allah.” (QS. Al-Baqarah:115)
Oleh karena itu, dengan penuh sikap menyandarkan diri (tawakkal) kepada Allah, orang yang beriman yakin bahwa dia maju menghadapi tantangan hidup ini tidak dengan sendiri, tapi ada Allah. Dan cukuplah Allah baginya, karena Allah adalah sebaik-baiknya al-Wakil dan tempat bersandar.
Jadi iman akan menghasilkan harapan. Maka tidak adanya harapan adalah indikasi tidak adanya iman. Orang yang tidak berpengharapan adalah orang yang tidak menaruh kepercayaan kepada Allah. Atau, di balik orang yang tidak menaruh kepercayaan kepada Allah akan tidak mempunyai harapan kepada-Nya.
Allah pun memperingatkan kita dalam Al-Qur’an, melalui lisan Nabi Ya’qub ketika dia berpesan kepada anak-anaknya dalam mencari Yusuf dan Bunyamin di Mesir: “Janganlah kamu berputus asa dari kasih Allah, sebab sesungguhnya tidaklah berputus asa dari kasih Allah kecuali kaum yang kafir.” (QS. Yusuf:87)
Oleh karena itu juga, salah satu keharusan iman adalah sikap berbaik sangak kepada Allah. Kita harus berusaha semampu-mampunya untuk mencari hikmah dari apa yang terjadi pada kita sebagai kehendak Ilahi yang tidak akan hilang tanpa faedah. Ini memang tidak mudah untuk kebanyakan orang. Apalagi kita sedang dirundung kesedihan, kita sering hilang perspektif kasih Allah dan hikmah kehendak-Nya. Maka kita pun mulai kehilangan sikap baik sangka kepada Allah, dan mungkin saja dalam hati kita masuk bisikan syetan untuk mulai buruk sangka kepada Allah. Kebanyakan kita sedikit banyaknya mengalami keadaan serupa, sering tanpa terasa karena halusnya bisikan syetan tersebut.
Terkait hal demikian, Rasululllah Saw. Memberi petunjuk kepada kita dengan mengajarkan wirid tasbih, tahmid, dan takbir. Tasbih adalah ucapan Subhanallah, artinya Maha Suci Allah. Ucapan ini dimaksudkan membebaskan diri kita dari prasangka buruk kepada Allah. Bacaan dan makna tasbih ini membebaskan diri kita dari pandangan yang negatif dan pesimis kepada Allah. Pandangan negatif dan pesimis ini adalah pangkal putus harapan kepada-Nya.
Lalu kita teruskan membaca tahmid, yaitu dengan ucapan Alhamdulillah, yang artinya segala puji bagi Allah. Maksudnya, kita menanamkan dalam diri kita persepsi yang positif dan optimis kepada Allah, serta harapan kepada-Nya.
Selanjutnya yang ketiga, yaitu takbir dengan bacaan Allahu Akbar. Inilah pernyataan tekad yang kuat untuk mengurangi lautan hidup dan menghadapi gelombangnya dengan penuh keberanian. Karena kita yakin Allah yang Maha Besar bersama kita. Hanya Allah yang Maha Besar, selain itu semuanya kecil. Dan kita pun hidup dengan penuh tekad dan harapan kepada Allah. Inilah hidup beriman. Maka seorang yang beriman harus terus berani hidup, bahkan kalau pun harus sendirian.[]


Sumber: Nurcholis Madjid dalam buku Pintu-Pintu Menuju Tuhan, hal: 13-15.
Ket.gbr: Net/Ilustrasi
Sumber gbr: https://www.deviantart.com/

No comments:

Post a Comment