Kita Harus Tetap Semangat Ber-HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Thursday 16 November 2017

Kita Harus Tetap Semangat Ber-HMI

YakusaBlog- Saya tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah Warga Insan Cita (Anggota dan Alumni HMI) yang merasa fesimis dan “emosi” melihat keadaan HMI saat ini, baik kader-kadernya hingga organisasinya. Akan tetapi hal itu dapat kita temukan dalam beberapa otokritikan yang datang dari berbagai warga insan cita.
Banyak di antara warga insan cita mengeluh dan menyesalkan akibat memudarnya kualitas intelektual kader-kader HMI saat ini. Dalam era politik transaksional di negara Indonesia saat ini, menjadi ancaman bagi independensi di HMI, baik secara individual kader dan organisasional. Kedekatan HMI dengan para pejabat-pejabat negara, baik di tingkat pusat maupun di daerah, hampir tak berbatas lagi. Sedangkan kedekatan dengan umat semakin menjauh. Seolah-olah terlihat sekat-sekat pemisah.
Belum lagi kita berbicara, banyaknya terjadi firqoh-firqoh di HMI. Sehingga membuat ukhuwah (persatuan dan persaudaraan) sesama warga insan cita semakin menipis. Dan juga budaya kultural HMI untuk meningkatkan kualitas warga insan cita semakin memudar, bahkan hampir hilang. Hal itu dapat dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, hanya tinggal ceremonial belaka. Hilangnya budaya-budaya kultural tersebut, maka mengakibatkan praktek-praktek budaya struktural semakin menguat, sehinga tidak terfokus pada pembinaan dan pembangunan kualitas diri.
Saya melihat, lumayan banyak kader-kader HMI meninggalkan HMI karena melihat lingkungan HMI tidak lagi mencerminkan aktivitas-aktivitas intelektual dan religius. Yang awalnya ia bersemangat ber-HMI, kemudian karena melihat lingkungan yang dinamikanya tidak konstruktif, ia pun beralih kepada lembaga-lembaga lain, atau memilih “menyendiri”. Walaupun itu bukan menjadi pilihan, tapi itu sudah terjadi.
Sekali lagi, meninggalkan HMI karena lingkungan tersebut tidaklah boleh menjadi pilihan. Kita mesti terus bersemangat ber-HMI. Semangat ber-HMI bukan harus mendapatkan jabatan strategis di HMI. Semangat ber-HMI adalah bagaimana kita bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun di HMI. Kita harus semangat, walau hari ini musuh terbesar kita ada dalam rumah kita sendri.
Semangat ber-HMI itu tidak mengharapkan apa-apa kecuali ridho dari Allah Swt. HMI, sebagai organisasi kemahasiswaan yang diisi oleh mahasiswa Islam (kaum intelektual muda Islam), tetaplah fokus pada tujuan HMI dan fokus meningkatkan kualitas iman dan ilmu pengetahuan. Walau tidak mendapat atau tidak ditempatkan dalam struktural HMI yang strategis, tidak ada larangan untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan HMI.
Dalam Al-Qur’an ada disebutkan bahwa, Allah Swt. tidak melihat hambanya dari golongan mana, jabatannya apa, status sosialnya bagaimana, kaya atau miskin. Tapi Allah melihat hambanya dari ketakwaan pada-Nya. Dalam sabda Rasulullah Saw. menyabutkan bahwa manusia yang baik itu, bukan manusia yang mempunyai harta dan jabatan yang tinggi. Tapi, manusia yang baik itu adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Tetaplah bangga menjadi warga insan cita. Dan tetaplah semangat ber-HMI dalam rangka mengharap ridho dari Allah Swt. Di HMI kita harus terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Meningkatkan kualitas keilmuan kita. Dan jadikanlah HMI sebagai wadah untuk terus berbuat kebaikan-kebaikan (amal sholeh) kepada seluruh umat. Yakinlah bahwa usaha-usaha HMI itu akan sampai.[]

Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan
ket.gbr: net/ilustrasi
sumber gbr: https://ijadkabul.deviantart.com/

No comments:

Post a Comment