Hidup Hanya Untuk Allah, Itulah Kepuasan Sejati - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Monday, 27 November 2017

Hidup Hanya Untuk Allah, Itulah Kepuasan Sejati


“Ya Allah, Engkau lah teman dalam perjalanan kami dan khalifah dalam keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada engkau dari beratnya perjalanan dan keburukan kondisi dari kekurangan setelah kesetabilan, dari doa orang yang terzalimin, dan dari buruknya pandangan terhadap keluarga dan harta” (HR. At–Tirmidzi, hadist hasan shahih)

Manusia tidak akan mencapai kepuasan sejati sebelum ia beriman kepada Allah Swt. karena kepuasan sepenuhnya didapat setelah jiwa raga dekat kepada sang Perncipta alam semesta.

“Sesungguhnya perumpanaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan subur karea air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai perhiasannya, dan pemilik–pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba–tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan lasana tanaman–tanaman yang sudah disabit, seakan–akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda–tanda kekuasaan kepada orang–orang berfikir.” (QS. Yunus: 24)

Dari ayat tersebut kita tau bahwa Allah mengingatkan kita akan sifat fananya dunia, jangan sampai terlena dengan keindahan dunia dan kecintaan dunia sehingga lupa diri akan tugas sebagai manusia.


Banyak hal–hal yang dapat membuat diri terpesona dengan dunia, seperti yang disebutkan: “Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang diingini, (yaitu) dari hal perempuan dan anak laki-­laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kenderaan yang diasuh, dan binatang-binatang ternak dan sawah-ladang. Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia. Namun di sisi Allah ada (lagi) sebaik tempat kembali.” (QS. Al–Imran: 14)

Dari ayat tersebut dapat di lihat, bahwa perempuan dan harta yang sering kali menjerumuskan manusia.

Karena perempuan dapat menghancurkan suatu rumah tangga, karena perempuan dapat merusak tali silahturahmi, karena perempuan dapat saling membunuh dan saling membenci. Perempuan yang saya maksud adalah perempuan yang jauh dari tuntunan agama Islam.

Begitu juga dengan harta, dapat merusak suatu hubungan, perpecahan, pembunuhan, dan perselisihan. Karena memang ada tiga hal di dunia ini yang sering menjadi rebutan banyak orang, yaitu harta, tahta, dan wanita.

Manusia bertanggung jawab kepada Allah untuk membangun kesadaran terhadap Allah melalui perenungan dan kesadaran akan perintah–perintah-Nya. Allah telah menjelaskan kepada kita, bahwasanya dunia ini ada hanya untuk waktu yang terbatas dan sesingkat mungkin. Kita tak pernah tau kapan berakhir hidup kita.

Harta dan jodoh telah di atur dan telah ditetapkan oleh Allah Swt. akan tetapi apakah amal dan usia kita juga telah diatur dan ditetapkan oleh-Nya, kalau harta dan jodoh telah di atur oleh Allah, kenapa kita masih saja berperang merebutkan harta dan lelaki/perempuan, kenapa kita masih saling menjatuhkan untuk merebut kekuasaan, kenapa kita masih sering menzalimi dan menindas yang kecil?

“Barangsiapa mencari keridhoan dari Allah (saja) meskipun manusia benci kepadanya, niscaya Allah akan ridho kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia ridho kepadanya pula. Dan barangsiapa mencari keridhoan dari manusia dengan membuat Allah murka kepadanya, niscaya Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia murka kepadanya pula.” (HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya No. 276)

Dari hadist tersebut mengatakan apabila hidup hanya untuk Allah, walaupun manusia mengucilkan atau membenci kita, Allah tidak akan memandang kebencian tersebut dan orang tersebut akan berada tempat mulia di sisi Allah, akan tetapi sebaliknya, apabila orang tersebut hanya mencari perhatian manusia demi meninggikan dirinya, maka Allah akan membenci dan murka pada orang tersebut. Orang–orang seperti itu biasa disebut munafik, dan Allah sangat membenci orang yang Munafik.

Seharusnya hidup berlomba–lomba mencari berkah dan ke ridhoan Allah. Bukan malah mencari kenikmatan dunia semata dan hanya sesaat. Memang Allah memerintahkan kita untuk dapat mengelola alam ini sehingga kita kaya.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS. Ar-Rad: 11)

Dari kutipan ayat tersebut, Allah menyuruh kita, apabila kita ingin kaya maka bekerjalah, apabila kita ingin pintar maka belajarlah, dan apabila ingin sembuh dari penyakit makan berobatlah.

Allah tidak akan merubah suatu ketetapan tanpa usaha manusia tersebut. Dan apabila kita telah mencapai suatu kekayaan janganlah sombong atau angkuh seperti Qarun yang dahulu miskin lalu di beri Allah kakayaan, akan tetapi kekayaan itu membutakan matanya untuk melihat Allah sehingga Allah menenggelamkan hartanya ke dalam tanah. Karena sesungguhnya semua di dunia ini milik Allah, tidak ada milik kita, kecuali amal ibadah kita sendiri.[]


Penulis: Muhammad Ridho

Kader HMI Cabang Medan, Komfak Ekonomi UISU-Medan.

Sumber gbr: https://www.deviantart.com/

No comments:

Post a Comment