YakusaBlog-Sungguh sangat menarik memang jika membaca tulisan suadara Muhammad
Mualimin, aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta, dengan tulisan
berjudul “Detik-Detik Menjelang Kematian HMI”, yang diterbitkan oleh qureta.com pada 26 November 2017.
Tulisannya merupakan suatu otokritik bagi HMI dan kader-kader HMI sendiri.
Bahkan lebih luas lagi, mengkritik alumni-alumni HMI. sah-sah saja menurut saya
ia berpendapat demikian. Mungkin itulah yang ia rasakan dan ia amati saat ini.
Walaupun yang ia gambarkan dalam tulisan tersebut, menurut saya masih kurang
sekali analisisnya jika dibandingkan dengan judul tulisannya. Menurutnya saya
judul tulisannya agak sedikit berlebihan. Akan tetapi, saran-sarannya perlu
juga diaplikasikan dalam kehidupan ber-HMI.
Perlu mungkin saudara Muhammad Mualimin ketahui, budaya yang terjadi saat
ini, sudah sering digambarkan oleh penulis-penulis HMI terdahulu, katakanlah
itu Agussalim Sitompul dalam bukunya yang berjudul 44 Indokator Kemunduran HMI. toh, HMI tetap terus bertahan.
Baca juga: Kalau di HMI Mau Cari Uang, Lebih Baik Jadi Driver Go-Jek
Baca juga: Kalau di HMI Mau Cari Uang, Lebih Baik Jadi Driver Go-Jek
Benarkah hari ini, HMI sedang mengalami detik-detik menjelang kematiannya,
seperti yang digambarkan oleh saudara Muhammad Mualimin dalam tulisannya?
Tulisannya, menurut saya masih berupa asumsi. Bisa jadi, dengan keadaan HMI
saat ini, HMI semakin jaya. Saya lebih optimis dengan pernyataan itu, bahwa HMI
ke depannya semakin jaya dan menjadi kebutuhan mahasiswa Islam di seluruh
universitas yang ada di Indonesia.
Terkait masalah budaya-budaya buruk kader HMI saat ini, itu hanya
segelintir saja. Belum ada data yang jelas bahwa kader HMI itu lebih banyak
keburukannya. Saya masih yakin, hari ini kader-kader HMI banyak yang
bersikap positif. Terkait masalah aktif tidak aktifnya beberapa anggota HMI,
hal itu masih bersifat teritorial, bisa jadi itu terjadi di Cabang A atau
Komisariat A, tapi berbeda di Cabang B atau Komisariat B.
Baca juga: 5 Konsep Dasar Ber-HMI
Baca juga: 5 Konsep Dasar Ber-HMI
Tentunya kita harus tetap optimis dan terus meningkatkan kualitas
kader-kader HMI. Meningkatkan kualitas kader tentunya harus mendesain
lingkungan HMI dengan penuh wawasan keilmuan, sikap religius dan budaya-budaya
intelektual lainnya. Mempertahankan HMI, jangan hanya melihat dari segi
kuantitasnya. Selagi masih ada kader-kader HMI yang mencintai (dalam arti
hakikat) HMI maka ia akan terus hidup. Tidak pula ia akan abadi, karena
keabadian hanya milik Tuhan, Allah Swt. Insya
Allah![]
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan.
Baca juga: Menjaga Kader HMI Dari Paham Sesat
No comments:
Post a Comment