3F; Gaya Hidup Manusia Abad 21 - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday, 22 November 2017

3F; Gaya Hidup Manusia Abad 21

YakusaBlog-John Naisbit dan Patricia Aburdene, dalam buku yang mereka tulis dengan judul Megatrend 2000, menunjukkan kesamaan gaya hidup di seluruh dunia pada abad 21. Abad 21 ini merupakan suatu era globalisasi, di mana budaya-budaya dari luar dengan cepat menyebar. Dari gejala sekarang ini, kedua penulis buku Megatrend 2000 itu meramal dalam era globalisasi terdapat tiga budaya masyarakat, atau dapat ditandai dengan tiga budaya masyarakat, yaitu food (makanan); fashion (mode);  dan fun (hiburan), atau lebih dikenal dengan sebutan 3F.
Demikian penjelasan dan contohnya satu persatu:
Pertama, Food (makanan). Maksudanya adalah orang tidak lagi makan makanan dari daerahnya. Banyak makanan dan minuman disajikan secara sama di seluruh dunia. Resep Kolonel Sanders dari Kentucky Fried Chicken (KFC) tidak hanya dinikmati di Chicago, Amerika Serikat. Akan tetapi telah mudah ditemukan dan dinikmati di mana-mana. Telah mudah ditemukan di kota-kota maju di seluruh dunia. Bahkan tanpa perlu datang ke tempatnya secara langsung, kita tinggal menunggu di rumah pun dapat menikmatinya. Produk-produk makanan dan minuman, serta buah-buahan dapat dinikmati dari berbagai asal belahan dunia.
Kedua, Fashion (mode). Maksudnya adalah, sekarang ini di belahan dunia, ada beberapa kota yang menentukan perkembangan busana untuk seluruh dunia. Majalah mode Prancis Elle pernah mencetak enam belas edisi dalam skala internasional, mungkin lebih. Pelanggan-pelanggan majalah ini bukan dari Prancis saja, tapi dari berbagai negara, seperti Kuwait dan Arab. (Jalaluddin Rahmat, 1991:71)
Selain dari media cetak, stasiun televisi internasional seperti CNN, memberitakan mode-mode terbaru dari New York, Tokyo, London, Milan dan Paris. Dengan bantuan tekhnologi komunikasi modern saat ini, busana-busana rancangan baru disebarkan dengan mudah ke seluruh dunia. Bahkan yang lebih cepat hari ini, masalah mode menyebar lewat social media online.
Ketiga, Fun (Hiburan). Sekarang ini, hiburan tidak hanya sekedar hiburan lagi dan terbatas tempatnya. Akan tetapi, hiburan sekarang telah menjadi bisnis internasional. Film, musik, game online dalam smart phone, dan macam-macam kegiatan hiburan lainnya dikelola secara internasional dengan memanfaatkan kecanggihan zaman tekhnologi.
Dari ketiga di atas, tentunya ada yang bernilai positif ada pula yang bernilai negatif. Terkait masalah makanan misalnya, kita dapat menikmati makanan khas dari berbagai daaerah. Sedangkan sis negatifnya adalah, urusan halal haram tidak menjadi priritas lagi. Landasan boleh atau tidak boleh makanan tersebut di konsumsi tidak lagi berdasarkan nash-nash dari agama, akan tetapi berdasarkan penelitian lapangan tentang komposisi bahan makanan.
Terkati nilai positif dari fashion (mode) adalah, apabila mode busana yang dipakai atau yang dipromosikan adalah busana-busana yang menutup aurat, bai laki-laki maupun perempuan. Dari mana pun ia (fashion) datangnya, asal memuat nilai-nilai kesopanan itu dapat bernilai positif. Nah, apabila sebaliknya yang terjadi, lewat budaya ini, masyarakat akan hancur dengan sendirinya oleh pengaruh-pengaruh negatif dalam busana yang tidak sopan.
Yang terakhir, hiburan dapat bernilai positif jika hanya sekedar hiburan belaka untuk mengisi waktu luang. Hiburan tersebut tidak mengandung maksiat dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Dan itu pun tergantung kepada jenis hiburannya. Sedangak sisi negatifnya, hiburan dalam artian buruk, adalah dapat mendorong demoralisasi, agresi, dan despiritualisasi.[]

Penulis: Ibnu Arsib

Instruktur HMI Cabang Medan.

Ket.gbr: Net/Ilustrasi
Sumber gbr: http://www.makingmanhattan.com/

No comments:

Post a Comment