Foto: Abdul Rais Abbas
YakusaBlog- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai Organisasi terbesar dan
tertua di Indonesia, merekam banyak cerita dan potret sejarah masa lalu. Cerita
panjang yang dilaluinya dari awal konsolidasi Organisasi hingga kini merupakan
suatu capaian yang luar biasa, capain itu bukan bergerak maju tanpa alasan,
tapi senantiasa diiringi dengan kerja-kerja organisasi yang kuat, matang dan
masif. Kerja-kerja organisasi yang menitibberatkan pada proses perkaderan dan
perkaderan. Yakni, dikader berkader dan mengkader. Wajar bila ayahanda Lafran
Pane dulu pernah berujar bahwa yang membedakan kita Hmi dengan Organisasi lain
ialah Perkaderan. Ungkapan Ayahanda Lafran Pane itu memiliki makna yang luas
dan dalam bahwa ternyata Hmi tetap bertahan hingga kini ialah perkaderannya. Maka
jelas bahwa ber-Hmi itu tidak mudah, tapi senantiasa berproses, berkader dan
mengkader untuk sesuatu yang layak dan patut diperjuangkan yakni kemanusian,
keadilan dan kebenaran yang diperuntukkan untuk tercapainya kemaslahatan Ummat
dan Bangsa didunia dan akhirat.
Proses perkaderan menjadi kunci utama bertahan dan eksisnya
suatu organisasi, ketika ada organisasi yang menganggap remeh dan mengabaikan
proses perkaderan ialah kesalahan besar, bila kesalahan itu dibiarkan dan
berlarut secara terus menerus, tinggal menunggu waktu dan giliran ditelan oleh
semangat zaman. Membunuh semangat zaman Sama halnya dengan melawan hukum alam
dan sejarah, sebab sejarah itu dinamis. Kedinamisan meniscayakan gerak maju
kedepan bukan diam dan jalan di tempat. Dengan demikian menghijau hitamkan
kampus-kampus yang belum ada Hmi-Nya ialah gerak sejarah Himpunan, maka
deklarasi Hmi Cabang Yogyakarta Raya 5 Februari 2012 merupakan Gerak Sejarah
HMI dan kedinamisan Himpunan yang tidak bisa dibendung. Kecuali gerak sejarah
dan waktu itu sendiri. Bukan tak mungkin ketika suatu organisasi hanya sibuk
dengan persoalan internalnya yang tidak produktif dan berkesudahan maka tinggal
menunggu waktu dan giliran, akan tegantikan atau digilas oleh zaman.
Sejarah terus berjalan dan bergerak maju kedepan, membiarkan HMI
Cabang Yogyakarta Raya terkatung-katung pada dilema antara diakui atau tidak,
legal atau ilegal menjadi momok yang mengkhawatirkan, sama halnya dengan
membatasi ruang bergerak dan perkaderan kita untuk melebarkan sayap dalam
menghijau hitamkan kampus-kampus yang belum ada Hmi-nya di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sementara disisi lain kita terjebak pada
persoalan internal yang tidak berkesudahan lalu membiarkan organisasi ektra
lain untuk menguasai kampus-kampus yang ada di Bantul. Meskipun ihtiar
perkaderan kami belum dianggap, dicurigai dan diakui sebagai bagian dari
mereka. Tapi kami sudah terlanjur memilih, cinta dan komitmen terhadap
Himpunan.
Bahwa sekali Hmi Jogja Raya tetap Jogja Raya. Sekali Hmi Cabang
Yogyakarta Raya ialah ungkapan kecintaan sekaligus Komitmen tanpa batas,
Komitmen pada himpunan diwujudnyatakan dalam mengawal, mengkader dan
menghijau-hitamkan kampus-kampus di Bantul selama Lima Tahun Terakhir. Waktu,
tenaga dan pikiran dikorbankan hanya untuk tumbuh kembangnya komisariat dan
dinamika dikampus-kampus di Wilayah Kabupaten Bantul. Terhitung dari 2012
Hingga 2017 ini suda ada sekitar sepuluh kampus yang sudah cukup berhasil kami
garap ( 2 Komisariat di Kampus Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), 1 Komisariat
di Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) dan 1 persiapan, 1 Komisariat di
Universitas Janabadra (UJB), 1 komisariat Gabungan ahmad wahib, Stikes Alma
ATA), 1 komisariat di Uniersitas Respati Yogyakarta (Unriyo) dan beberapa
Stikes terdekat lainya. Itulah sedikit ihtiar kami untuk membantu melebarkan
sayap dan mengibarkan bendera Hijau-Hitam di kampus-kampus yang kebetulan belum
sempat dijangkau dan digarap oleh teman-teman dari Cabang Yogyakarta (Kota) dan
Bulaksumur (Sleman). Setidaknya itulah gambaran singkat kami, dalam rangka
menjaga, merawat dan melanjutkan cita-cita luhur Ayahanda Lafran Pane dulu.
Yakni perkaderan-Perkaderan dan Perkaderan.
Yogyakarta secara geografis memilki 4 kabupaten dan 1 kabupaten
kota, yakni kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten
Gunung Kidul dan kabupaten Kulon Progo, diantara keempat kabupaten dan satu
kota tersebut, tersebar berbagai macam universitas dan sekolah tinggi di 3
kabupaten kota, Sleman, Kota Yogya dan Bantul. Dari masing-masing kabupaten dan
kota ini memiliki daya tawar dan nilai lebih ditengah-tengah masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di kota budaya ini, ada yang mengatakan bahwa DIY atau
Jogja itu Indonesia mini (Kecil), hampir semua ras, etnis agama, budaya dan
beragam perbedaan lainya ada di kota ini. Begitupun organisasi mahasiswa.
Hampir semua elemen pergerakan dan organisasi mahasiswa semua ada disini, dari
yang kanan, tengah, kiri hingga yang tak berlebel semua ada disini.
Dari beragam macam organisasi dan lintas gerakan yang ada ini
ketika kita kalah star dalam berjuang mengkader dan mencari basis
dikampus-kampus yang begitu banyak. Maka kita akan ditinggalkan dengan
teman-teman gerakan lain yang lebih masif, konsisten dan progresif. Sudah
saatnya kita menyatukan pikiran dan kekuatan untuk membesarkan HMI di DIY yakni
Hmi Bulaksumur dengan basis yang ada di Sleman, Hmi Yogyakarta dengan
kampus-kampus yang ada di kota dan Yogyakarta Raya di kabupaten Bantul. Dengan
demikian bukan tak mungkin di lima tahun ke depan HMI akan memanen masa
jayahnya seperti dulu. Wawlahualam.[]
Penulis: Abdul Rais Abbas
Kabid PTKP HMI Cabang Jogja Raya
No comments:
Post a Comment