Apa Kabar Konfercab HMI Cabang Medan, Apakah Ini Awal Kematianmu? - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday 17 June 2017

Apa Kabar Konfercab HMI Cabang Medan, Apakah Ini Awal Kematianmu?


YakusaBlog- Sudah lebih satu bulan HMI Cabang Medan mengadakan rapat atau sidang Konferensi untuk merumuskan langkah-langkah strategis HMI Cabang Medan pada periode depan. Sebagai organisasi modern dan terorganisir apakah budaya memperlama rapat sebagai ciri organisasi yang maju? Apakah itu suatu kebanggaan, kalau di antara kita ada yang menjawab: “Di Cabang saya lebih satu bulan.” Saya pikir dia harus dibawa ke dokter saraf. Apakah dengan fenomena-fenomena yang terjadi saat ini suatu kemajuan dalam berorganisasi?

Tidak menutup kemungkinan, masih ada HMI Cabang lain di luar HMI Cabang Medan yang mengalami kejadian yang sama. Sangat dibutuhkan perhatian setiap warga HMI, baik individual maupun setiap tingkatan organisasi HMI.

Konferensi HMI Cabang Medan saat ini, menurut yang saya amati, telah terlena dengan sesuatu, biasanya teman-teman bilang “itu dinamika”. Sebenarnya, saya ingin sekali membahas dengan kepala terbuka, sebetulnya apa yang dimaksud dinamika. Kader-kader sudah pahamlah apa yang dimaksud dinamika secara teroritis. Tapi, dalam aplikasinya sering tidak sesuai.

Apakah memecahkan kaca Student Centre HMI Cabang Medan itu dinamika? Jujur, ingin sekali saya memberi pelajaran pada orang yang menghancurkan jendela kaca student centre. Karena tempat itu adalah tempat suci bagi saya ketika menngelola Latihan Kader I. Dan di tempat itulah langkah awal menjadi kader HMI.

Apakah dengan mengulur-ulur waktu yang cukup lama dan menghabiskan biaya itu yang dikatakan suatu dinamika? Bagaimana dengan perkaderan kita, yang berjalan secara terus menerus. Baik perkaderan formal dan informal. Sungguh kita kekurangan kemampuan untuk merumuskan hal-hal yang strategis untuk HMI Cabang Medan ke depan. Masih banyak yang membawa ego dan gerbong. Kepentingan kelompok masih di atas kepentingan HMI yang katanya untuk ummat.

Di bulan suci Ramadhan ini, organisasi-organisasi pemuda Islam lainnya begitu semangat dalam Fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), memperbanyak sedekah, silaturahim, membaca Al-Qur’an, shalat malam (qiyamullail) dan ibadah-ibadah lainnya. Ehhhhh....HMI Cabang Medan beserta Komisariat-komisariatnya sibuk berdebat, menyusun strategi busuk, memanuver ke mana-mana untuk kepantingan golongan. Ada apa denganmu wahai HMI di Medan?

Belum lagi akhir-akhir ini, ada pihak kepolisian masuk ke arena Konferensi, mengetahui detail perkembangan Konferensi. Pertanyaannya, untuk apa ada pihak kepolisian ikut campur tangan? Takut rusuh? Berarti kita tidak berusaha supaya damai, padahal kita satu organisasi. Berarti ada niat untuk membuat dinamika yang tidak membangun. Untuk apa slogan “Di HMI kita berteman lebih dari saudara”? pertanyaan selanjutnya, siapa yang membocorkan rahasia-rahasia Konferensi, sehingga kepolisian tahu betul calon-calon Ketua Umum, pimpinan sidang dan yang lainnya? Apakah orang luar, tidak mungkin.


Sampai Kapan?

Saya ingin bertanya kepada kita semua. Sampai kapan Konferensi kita ini? Tidakkah ada niat untuk sama-sama memperbaiki kondisi ini. Bagi team yang merasa sudah menang dan team yang merasa kalah, tunjukkanlah adab yang baik. Di HMI bukan tempat mencari segalanya. Kalau Anda mencari sesuatu di HMI, baik keluar sajalah. Di HMI tempat kita mengabdi untuk ummat dan negara. Jadi tak perlu harus mengejar jabatan. Kalau diamanahkan, ya...laksanakan amanah sebaik-baiknya.

Sampaikan kapan ini berlanjut? Konferensi kita bukan mengkrucut pada penyelesaian. Tapi melebar dan menambah masalah-masalah baru, hingga pihak kepolisian pun sudah mulai ikut campur tangan. Saya yakin, sudah banyak yang resah dengan keadaan seperti ini. Termasuk saya secara pribadi.

Sebentar lagi kita sudah memasuki satu Syawal, setelah itu mulai sibuk dengan penerimaan mahasiswa baru dan aktivitas penting lainnya. Kalau kita masih terlena dengan dinamika yang tidak membangun seperti ini, tak lama lagi HMI di Medan akan mati. Kalau pun tidak mati, HMI kurang diminati lagi. Dan akan banyak kader-kader HMI mencari aktivitas di luar HMI, karena arah HMI sudah tidak jelas lagi akibat tangan-tangan kotor beberapa pihak.

Saya melihat dengan beberapa kerusuhan yang terjadi, kader-kader yang menjadi peserta kurang mengedepankan akhlak islami dan Konstitusi HMI menjadi landasan berorganisasi telah tergantikan oleh sabda-sabda dari orang tertentu. Jangan bangga menggigit jari sendiri. Di luar sana masih banyak sesuatu yang harus kita kerjakan berupa amal sholeh untuk orang-orang yang membutuhkannya.


Jadi, Bagaimana Solusinya?

Kalau kita mengedepankan kepentingan Ummat dan HMI daripada kepentingan pribadi dan juga golongan, kita pasti tahu apa solusinya. Jika kita lebih mengedepankan akhlak dan pikiran terbuka daripada ego, kita pasti tahu apa solusinya. Jika kita berpedoman pada Konstitusi HMI daripada sabda-sabda orang tertentu, kita pasti tahu solusinya. Jika kita membangun HMI akan lebih baik kedepannya, kita pasti tahu solusinya. Jika hati dan pikiran terbuka kita pasti tahu solusinya.

Jika tidak, ya...Konferensi memang selesai, tapi saya merasa fesimis kalau ada rahmat dan ridho dari Allah Swt. karena jalannya sudah salah. Hal ini saya permisalkan dengan, seseorang yang korupsi uang rakyat, kemudian menyumbangkannya ke masjid dan anak yatim, apakah ibadah itu diterima?
Mudah-mudahan Konferensi HMI Cabang Medan lebih mengedepankan adab yang baik, untuk kepentingan ummat, berpedoman pada Konstitusi HMI dalam rapat serta kesepakatan bersama dan fokus pada tujuan HMI. Jikalau bisa, para calon-calon Ketua Umum mengadakan musyawarah mufakat, kira-kira siapa yang diamanahkan menjadi Ketua Umum HMI Cabang Medan periode 2017-2018.

Ingat, menjadi Ketua Umum belum tentu ia orang yang paling tinggi derajatnya di mata ummat dan di hadapan Allah. Orang yang paling tinggi derajatnya di hadapa Allah adalah orang-orang yang bertakwa. Dan orang-orang yang baik itu kata Baginda Nabi Muhammad Saw. adalah orang yang baik bagi orang lain. Jadi apa pun jabatan sosial kita, kaya atau miskin, cantik atau jelak, tampan atau tidak tampan, pejabat negara atau masyarakat biasa, perempuan atau laki-laki tidak ada bedanya di hadapan Allah Swt. kecuali ketakwaan.[]


Kader HMI Cabang Medan

____________________________________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlogAlamat email:yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).

Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog)

No comments:

Post a Comment