Analisis Sejarah Penamaan NDP HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday, 7 February 2018

Analisis Sejarah Penamaan NDP HMI


YakusaBlog- Di antara kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mayoritas belum begitu paham mengenai penamaan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP HMI) yang disusun oleh tiga orang dengan tokoh utamanya adalah Nurcholish Madjid (Cak Nur) dan kemudian Endang Saifuddin Anshari (ESA) bersama Sakieb Mahmud untuk membantu Cak Nur.
Dalam sejarahnya, Cak Nur sendiri menceritakan bahwa NDP HMI berangkat dari pengalaman perjalanannya di Timur Tengah, baik secara fisik maupun secara pemikiran. Untuk lebih mengetahui terkait perjalanan Cak Nur sehingga menghasilkan NDP HMI, silahkan Anda baca Latar Belakang Permusan NDP HMI.
Kembali kepada yang kita sebutkan di awal, banyaknya kader-kader HMI yang belum mengetahui dan paham mengenai penamaan NDP HMI sehingga penafsirannyapun salah mengenai penamaan NDP HMI. Bukan dari kalangan keluarga HMI saja, ada beberapa orang juga yang salah menafsirkan NDP HMI karena salah memahami sejarah penamaan NDP HMI. Akibat kesalahan-kesalahan itu memunculkan tuduhan bahwa NDP HMI itu berbahaya untuk dipelajari. Karena penulisnya dikatakan orang yang sekuler dan mereka mengatakan bahwa NDP HMI itu meniru paham sosialis. Padahal tidaklah demikian.


Menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan pandangan-pandangan itu terjadi. Pertama, untuk kader-kader HMI yang kita sebutkan tadi, terjadi karena kurangnya membaca teks NDP HMI dan menganalisis Latar Belakang Perumusan NDP HMI. Walau ada yang membacanya tapi hanya sekilas saja, kemudian lebih memfokuskan pada bab-bab pembahasan NDP HMI. Hal itu memang tidak salah, tapi kita tidak akan menemukan maksud dan tujuan NDP itu disusun oleh Cak Nur. Sebenarnya pembahasan NDP HMI itu dapat kita temukan di berbagai sumber. Akan tetapi, dari yang berserakan Cak Nur dapat menyusunnya sesuai dengan dalil-dalil Al-Qur’an yang sifatnya universal. Sehingga dapat kita temukan setiap pembahasannya berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an.
Kedua, untuk anggapan orang di luar dari HMI, dikarenakan melihat pada diri pribadi Cak Nur di masa tuanya, bukan di masa saat-saat Cak Nur masih aktif di PB HMI. Ada anggapan bahwa pemikiran Cak Nur itu terlalu bebas (liberal), padahal tidak demikian. Ada juga kegagalan pihak luar yang tidak bisa membedakan tulisan-tulisan atau pemikiran Cak Nur sebelum ia mendapatkan gelar Doktor dari Chicago of University. Selanjutnya, ada kesalahpahaman maksud Cak Nur atas sumber inspirasinya dalam penamaan NDP HMI.
Sejarah Penamaan NDP HMI
Sebagaimana dijelaskan oleh Cak Nur dalam Latar Belakang Perumusan NDP HMI, bahwa ia ingin menuliskan tentang nilai-nilai dasar Islam yang menerangkan kesimpulannya dari perjalanan yang macam-macam di Timur Tengah selama tiga bulan lebih. Cak Nur menceritakan mengapa namanya NDP, dengan menuliskan:
“Saya ingin menceritakan, mengapa namanya NDP. Sebetulnya teman-teman pada waktu itu dan saya sendiri berpikir untuk memberikan nama NDI, Nilai-Nilai Dasar Islam, Akan tetapi setelah saya berpikir, kalau disebut Nilai-Nilai Dasar Islam, maka klaim kita akan tertalu besar. Kita terlalu mengklaim inilah Nilai-Nilai Dasar Islam. Oleh karena, lebih baik disesuaikan dengan aktivitas kita sebagai mahasiswa. Lalu saya mendapatkan ilham dari beberapa sumber. Pertama adalah Willy Eicher, seorang ideolog Partai Sosial Demokrat Jerman yang membikin buku, The Fundamental Values and Basic Demand of Democratic Socialism. Nilai-Nilai Dasar dan Tuntutan-tuntutan Asasi Sosialisme Demokrat. Nah, ini ada “nilai-nilai dasar”. Kemudian “perjuangan”-nya dari mana? Dan karya Syahrir mengenai ideologi sosialisme Indonesia yang termuat dalam Perjuangan Kita. Dan ternyata Syahrir juga tidak orisinal. Dia agaknya telah meniru dari buku Hitler, Mein Kamf. Jadilah Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) itu. Kemudian saya bawa ke Malang, ke Kongres IX, Mei 1969.” (PB HMI, Hasil-Hasil Kongres HMI XXIX, Hal: 134)
Nah, apa yang dituliskan oleh Cak Nur menerangkan bahwa secara penamaan terinspirasi dari bukunya Willy Eicher, dan Sjahrir (walau mengambil dari Hitler). Di sinilah letak kesalahapahaman beberapa orang dengan mengatakan bahwa NDP HMI terinspirasi atau beberapa pembahasan bersumber dari buku-buku yang disebutkan tadi. Dapat kita tegaskan tidaklah demikian. Awalnya dia ingin membuat namanya Nilai-Nilai Dasar Islam (NDI), tapi ia khawatir takut terlalu besar mengklaim sebagai sumber Islam, sedangkan sudah jelas sumber Islam itu dari Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Mari kita perhatikan kalimat pertamanya, “Saya ingin menceritakan, mengapa namanya NDP.” Nah, Cak Nur menceritakan terkait masalah mengapa namanya NDP (Nilai-Nilai Dasar Perjuangan). Lebih awal ia menegaskan hanya masalah nama. Kemudian ia mendapatkannya dari bukunya Willy Eicher dan Sjahrir. Cak Nur pun berkata: “saya mendapatkan ilham dari beberapa sumber. Pertama adalah Willy Eicher, seorang ideolog Partai Sosial Demokrat Jerman yang membikin buku, The Fundamental Values and Basic Demand of Democratic Socialism. Nilai-Nilai Dasar dan Tuntutan-tuntutan Asasi Sosialisme Demokrat. Nah, ini ada “nilai-nilai dasar”. Kemudian “perjuangan”-nya dari mana? Dan karya Syahrir mengenai ideologi sosialisme Indonesia yang termuat dalam Perjuangan Kita.” kemudian ia menggabungkan kata-kata tersebut menjadi Nilai-Nilai Dasar (dari kata Fundamental Values jika diterjemahkan ke Indonesia berbunyi “Nilai-Nilai Dasar”.) dan Perjuangan (dari kata Perjuangan Kita, judul bukunya Sjahrir yang meniru judul buku Adolf Hitler, Mein Kampf jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berbunyi: Perjuanganku).
Terkait masalah penamaan atau pemilihan kata  bahkan kalimat tidaklah menjadi masalah selama nama kata atau kalimat itu mengandung nilai-nilai yang positif. Terkadang kita mengambil kata-kata atau nama untuk sesuatu dari bahasa asing kemudian ditererjemahkan sesuai dengan bahasa yang kita miliki, atau memakai bulat-bulat kata tersebut. Misalnya, kita memakai terminologi Syurga dalam bahasa Indonesia menjadi Surga. Kita memakai terminologi Latihan Dasar dari terjemahan terminologi bahasa Inggris, Basic Training. Dan banyak lainnya kita temukan dalam berbahasa sehari-hari dalam kehidupan manusia ini, baik lewat lisan maupun tulisan.
Pembahasan Bab-Bab NDP HMI
Selain kurang tepat memahami sejarah penamaan NDP HMI, ada juga yang salah memahami sumber-sumber pembahasan dalam Bab-Bab NDP HMI. Akibat kesalahan yang pertama tadi, maka muncullah kesalahan selanjutnya yang menganggap bahwa pembahasan NDP HMI itu dari bukunya Sjahrir atau dari bukunya Willy Eicher.
Perlu sekali kita tegaskan tidaklah demikian. Dalam tulisan saya yang sebelum-sebelumnya sedikit banyaknya telah saya kupas disana. Silahkan dilihat dalam tulisan saya yang berjudul Iman atau Ilmu, Manakah Lebih Dahulu? Dan dalam tulisan yang lain yang berjudul Mengapa NDP HMI Itu Sangat Luar Biasa?. Walaupun Cak Nur mengambil atau meniru dari nama-nama buku yang kita sebutkan di atas tadi, tapi Cak Nur tidak mengutip apa-apa yang menjadi pembahasan atau ide-ide sosialisme di dalamnya. Akan tetapi, Cak Nur menyusunnya dengan perspektif ajaran Islam sesuai pembahasan pada Bab-Bab NDP HMI.
Setiap Cak Nur membicarakan terkati tema-teman pembahasan ia melengkapi atau menerangkan landasannya dari mana ia ambil. Ia tidak pernah melepaskan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits dari setiap penjelasan. Jika kita baca bukunya Sjahrir yang berjudul Pejuangan Kita, jelas sekali perbedaan antara isi pembahasan NDP HMI dengan isi pembahasan buku Perjuangan Kita dari Sjahrir. Jika pun ada yang sama, itu artinya bahwa ajaran Islam benar sempurna, bukan hanya membahas sholat dan ibadah formil lainnya.
Maka dapat kita simpulkan bahwa Cak Nur hanya mengambil nama dari judul-judul buku lain yang sesuai dengan konteks pembahasan yang ia buat dan sesuai dengan siapa yang akan mengkonsumsinya, tentunya dia adalah mahasiswa Islam yang bertugas untuk memperjuangkan apa-apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Lebih lanjut dapat dibaca teks NDP HMI.[]

Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan

No comments:

Post a Comment