Jangan Menjadi Kader Semangka !!! - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Monday 4 December 2017

Jangan Menjadi Kader Semangka !!!

YakusaBlog- Beberapa tahun belakangan ini, banyak kabar berita, baik lewat media sosial online ataupun berita dari mulut ke mulut, membicarakan terkait pemikiran kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat ini. Banyak kalangan, baik dari dalam HMI (Alumni) dan dari luar HMI, sudah mulai meragukan pemikiran kader-kader HMI saat ini. Mereka mulai meragukan perkaderan HMI atau bahkan mencurigainya. Hal ini harus kita akui, saat ini banyak kalangan yang lebih kecewa pada kader-kader HMI saat ini, yang tidak bisa meneruskan dan atau mempertahankan garis perjuangan yang pernah ditoterahkan oleh pendahulu-pendahulu HMI.
Banyak muncul stigma masyarakat bahwa beberapa kader HMI telah terpengaruh dan terbawa arus paham liberalisme, sekularisme, bahkan lebih parah lagi terpengaruh oleh ideologi komunisme dan Marxisme. Stigma itu muncul bukan tanpa sebab. Tentunya karena ada yang dilihat dari perilaku kader-kader HMI saat ini, begitu juga dalam pola pemikirannya. Alhasil itu semua, yang pertama diragukan adalah sistem perkaderan HMI.
Melihat fenomena kader-kader HMI saat ini, dan beberapa tahun belakangan ini, kader-kader kita sering latah. Maksud saya adalah, di HMI memang kita mempelajari segalanya tanpa ada batas dan tanpa ada larangan. Tujuan untuk mempalajari segalanya, termasuk mempelajari ideologi komunis, adalah supaya kita mengetahui dan tidak terpengaruh oleh ideologi-ideologi yang bertentangan dengan ajaran Islam. akibat dari sifat kelatahan beberapa kader HMI saat ini, ia pun dengan bangganya membela ideologi-ideologi yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. bahkan ada yang mengawinkan Islam dengan komunis dengan landasan historis orang-orang agamawan di Indonesia yang masuk Sarekat Islam Merah, H. Misbach. Kelompok ini pun mengatakan bahwa komunis tidan bertentangan dengan Islam.
Saya pernah menemukan beberapa kader HMI bangga dengan teori-teori aliran komunisme daripada teori yang ada dalam agama Islam. Mereka menganggap bahwa ajaran Islam tidak mampu menjawab permasalahan yang ada. Akibat dari mengagungkan teori-teori komunisme sehingga mereka mengkultuskan si pencetus teori, katakanlah itu Karl Marx, Engels, Lenin, Stalin, Mao Zedong dan yang lainnya. Menurut saya, kader-kader yang seperti ini hanya memahami Islam secara syariat saja atau bersifat fiqiyah. Padahal ajaran itu sangat luas untuk membahasa seluruh isi dunia ini hingga akhir kelak nanti.
Sifat latah. Ya, demikian yang saya sebutkan di atas tadi. Maksud saya adalah, ada beberapa kader HMI, baru sekali selesai membaca toeri-teori kiri (baca: komunisme), seperti membaca Das Kapitalnya Marx, Manifesto Partai Komunis, yang ditulis Karl Marx dan Engels, bukunya Tan Malaka, dan buku-buku komunis lainnya, seorang kader tersebut langsung mengaminkan tanpa terlebih dahulu menganalisisnya, membandingkannya dan membuktikan teori-teori sesat tersebut.
Akibat dari sifat kelatahan tersebut, membuat seorang kader HMI menjadi terpengaruh dan perlahan-lahan mulai berani mengatakan atu mengawinkan bahwa komunisme tidak bertentangan dengan Islam. Bahkan ada yang lebih ekstrim dan lebih sesat lagi, seorang kader tersebut mulai membuang ajaran agamanya dan menggantikannya dengan ajaran ideologi komunisme yang sesat itu.
Inilah yang saya maksudkan sebagai kader-kader “semangka”. Di luarnya hijau (kader HMI secara formal dan beragama Islam) tapi, isi pemikirannya merah (ideologi komunis). Jika pun ada yang menyangkalnya bahwa semangka itu tidak hanya berwarna merah, tapi ada juga yang berwarna kuning, ya, saya dapat mengatakannya bahwa, ia seorang kader HMI (warnanya saja) tapi dalamnya sudah terkontaminasi dan ikut partai politik Gol*** yang berwarna kuning, atau ikut partai politik yang lain. Untuk itu, yang terpenting adalah, janganlah kita sebagai seorang kader menjadi kader “semangka”.[]
Penulis: Ibnu Arsib

Instruktur HMI Cabang Medan

Ket.gbr: Net/Ilustrasi
Sumber gbr: https://www.deviantart.com/

No comments:

Post a Comment