Tujuan
yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang
dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Bahwa
tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan,
status dan fungsinya dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas
kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam
sebagai sumber nilai, motivasi dan inspirasi bahwa HMI berstatus sebagai
organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan yang berperan
sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
Pemantapan
fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat
kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup yang terpadu
antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan
masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa
mendatang merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
Atas
faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan dalam
pasal 4. Anggaran Dasar HMI yaitu :
“TERBINANYA
INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB
ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRIDHOI ALLAH SWT”.
Dengan
rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam
pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan
lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik,
memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan
cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.
Motivasi Dasar Kelahiran dan Tujuan Organisasi
Sesungguhnya
Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang Haq dan sempurna untuk
mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai
Khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya.
Kehidupan
yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang seimbang dan
terpadu antara pemenuhan dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai kebaha giaan
hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka HMI menjadikan Islam selain
sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi dan
inpirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI merupakan pijakan dalam menetapkan
tujuan dari usaha organisasi HMI.
Dasar
Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena Islam adalah
ajaran fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga merupakan
tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu tunduk kepada fitrah
kemanusiaannya.
Tujuan
kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin adanya
kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata lain
kesejahteraan materil dan kesejahteraan spirituil.
Kesejahteraan
yang akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan)
yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal kemanusiaan
inilah manusia akan dapatkan kebahagian dan kehidupan yang sebaik-baiknya.
Bentuk kehidupan yang ideal secara sederhana kita rumuskan dengan “kehidupan
yang adil dan makmur”. Untuk menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran Dasar
menegaskan kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Dalam Kebijaksanaan/Perwakilan serta
mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Indonesia dalam rangka mengabdikan diri kepada
Allah SWT.
Perwujudan
daripada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal saleh atau kerja
kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana secara benar dan
sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu pengatahuan. Karena
inilah hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan manusia yang beriman
dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja kemanusiaan (amal saleh).
Pengabdian dan bentuk amal saleh inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia,
sebab dengan melalui kerja kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan.
Basic Demand Bangsa Indonesia
Sesunguhnya
kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 4 Anggaran Dasar tersebut
adalah dalam rangka menjawab dan memenuhi kebutuhan dasar (basic need)
bangsa Indonesia setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 guna
memformulasikan dan merealisasikan cita-cita hidupnya. Untuk memahami kebutuhan
dan tuntutan tersebut maka kita perlu melihat dan memahami keadaan masa lalu
dan kini. Sejarah Indonesia dapat kita bagi dalam 3 (tiga) periode yaitu:
A). Periode (Masa) Penjajahan
Penjajahan
pada dasarnya adalah perbudakaan. Sebagai bangsa terjajah sebenarnya bangsa
Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan kemerdekaan sebagai hak
asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa Indonesia pada waktu itu adalah
kemerdekaan. Oleh karena itu timbullah pergerakan nasional dimana
pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah mereka yang mampu menyadarkan hak-hak
asasinya sebagai suatu bangsa.
B). Periode (Masa) Revolusi
Periode
ini adalah masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berkat rahmat Allah
Yang Maha Kuasa serta didoorong oleh keinginan yang luhur maka bangsa Indonesia
memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam periode ini yang
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah adanya persatuan solidaritas dalam
bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan menghancurkan penjajah. Untuk
itu dibutuhkan adanya “solidarity making” diantara seluruh kekuatan
nasional sehingga dibutuhkan adanya pimpinan nasional tipe solidarity maker.
C). Periode (Masa) Membangun
Setelah
Indonesia merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada ditangannya maka timbullah
cita-cita dan idealisme sebagai manusia yang bebas dapat direalisir dan
diwujudkan. Karena periode ini adalah periode pengisian kemerdekaan, yaitu guna
menciptakan masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur. Maka mulailah
pembangunan nasional. Untuk melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan
adalah ilmu pengetahuan.
Pimpinan
nasional yang dibutuhkan adalah negarawan yang “problem solver” yaitu
tipe “administrator” disamping ilmu pengetahuan diperlukan pula adanya
iman/akhlak sehingga mereka mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan (amal
saleh). Manusia yang demikian mempunyai garansi yang obyektif untuk
menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan yang sejahtera adil dan
makmur serta kebahagiaan. Secara keseluruhan basic demand bangsa
Indonesia adalah terwujudnya bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat,
menghargai HAM, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan tegas tertulis
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam alinea kedua.
Tujuan
1 dan 2 secara formal telah kita capai tetapi tujuan ke-3 sekarang sedang kita
perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur hanya akan
ter bina dan terwujud dalam suatu pembaharuan dan pembangunan terus menerus
yang dilakukan oleh manusia-manusia yang beriman, berilmu pengetahuan dan
berkepribadian, dengan mengembangkan nilai-nilai kepribadian bangsa.
Kualitas Insan Cita HMI
Kualitas
insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam
pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu
melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal
tujuan (pasal 4 AD HMI) adalah sebagai berikut :
A. Kualitas
Insan Akademis
·
Berpendidikan Tinggi,
berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
·
Memiliki kemampuan
teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu
berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.
·
Sanggup berdiri sendiri
dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara
teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara
bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip
perkembangan.
B.
Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
·
Sanggup melihat
kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah
besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan
bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan
kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
·
Bersifat independen,
terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi,
sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang
indah-indah.
·
Dengan memiliki
kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati
ajaran islam.
C. Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis,
Pencipta, Pengabdi
·
Ikhlas dan sanggup
berkarya demi kepentingan ummat dan bangsa.
·
Sadar membawa tugas
insan pengabdi, bukan hanya sanggup membuat dirinya baik tetapi juga membuat
kondisi sekelilingnya menjadi baik.
·
Insan akdemis, pencipta
dan pengabdi adalah insan yang bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan
ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa.
D. Kualitas Insan yang bernafaskan islam :
Insan Akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam
·
Islam yang telah
menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk
Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan
nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai
karyanya.
·
Ajaran Islam telah
berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah
membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak
pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim.
Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan
nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan
sebaliknya.
E. Kualitas
Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi
oleh Allah SWT
·
Insan akademis,
pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
·
Berwatak, sanggup
memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar dalam menempuh jalan yang
benar diperlukan adanya keberanian moral.
·
Spontan dalam
menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari
sikap apatis.
·
Rasa tanggung jawab,
taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu
bidang dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
·
Evaluatif dan selektif
terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur.
·
Percaya pada diri
sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khallifah fil ard” yang
harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Pada
pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan
pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap
terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi
cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif
bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari hasil perkaderan HMI
adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “idea
of progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis,
adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu
manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam kualitas
yang maksimal (insan kamil).
Dari
lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga
kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan
kualitas insan cita pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan
insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil dan makmur yang ridhoi Allah SWT.
Tugas Anggota HMI
Setiap
anggota HMI berkewajiban meningkatkan kualitas dirinya menuju kualitas insan
cita HMI. Untuk itu setiap anggota HMI harus mengembangkan sikap mental pada
dirinya yang independen untuk itu :
· Senantiasa
memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT.
· Selalu
tidak puas dalam mencari kebenaran.
· Teguh
dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang berbeda.
· Bersifat
kritis dan berpikir bebas kreatif.
· Selalu
haus terhadap ilmu pengetahuan dan selalu mencari kebenaran
Hal tersebut akan diperoleh antara
lain dengan jalan :
· Senantiasa
meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang dimilikinya dengan
penuh gairah.
· Aktif
berstudi dalam Fakultas yang dipilihnya.
· Mengadakan
tentor club untuk studi ilmu jurusannya dan club studi untuk masalah
kesejahteraan dan kenegaraan.
· Selalu
hadir dan pro aktif dalam forum ilmiah.
· Aktif
dalam mengikuti karyaseni dan budaya.
· Mengadakan
kalaqah-kalaqah perkaderan dimasjid-masjid kampus
Bahwa
tujuan HMI sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pasal 4 AD HMI pada
hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap Anggota HMI. Insan cita HMI
adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya anggota HMI dalam membina dirinya
untuk mencapai Insan Cita HMI berarti dia telah mencapai tujuan HMI.
Insan
cita HMI pada suatu waktu akan merupakan “Intelektual community” atau
kelompok intelegensi yang mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa dalam
suatu kehidupan masyarakat yang religius sejahtera, adil dan makmur serta
bahagia (masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahuwataalah).[IAR]
No comments:
Post a Comment